BMKG memperingatkan, gelombang tinggi lebih dari 4 meter berpeluang terjadi mulai dari Selat Sunda bagian selatan, selatan Jawa, hingga Nusa Tenggara. Lalu, perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, perairan selatan Kupang sampai Pulau Rote, Samudra Hindia barat Lampung, dan Laut Timor.
Gelombang tinggi di atas 4 meter juga berpotensi terjadi di Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan utara Jawa Timur hingga utara Flores, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, dan Selat Makassar bagian selatan.
Adapun intensitas hujan akibat siklon Narelle berkurang. ”Tapi, diprediksikan curah hujan menguat lagi,” kata Mulyono.
Curah hujan tinggi pada awal terbentuknya siklon Narelle, ditambah kerusakan lingkungan, memicu banjir di banyak lokasi.
Fachri Rajab, Koordinator Pusat Sistem Peringatan Badai Tropis BMKG, menyatakan, musim siklon tropis di selatan perairan Indonesia berlangsung hingga April. Siklon Narelle (diperkirakan punah 3-5 hari ke depan), kedua setelah Mitchelle, muncul selama musim hujan di Samudra Hindia bagian tenggara.
Pertumbuhan siklon di kawasan ini rata-rata delapan peristiwa per tahun. Sejalan dengan perubahan garis edar Matahari, kemunculannya silih berganti, utara-selatan. Musim siklon di barat daya Samudra Pasifik (timur laut Indonesia), April-November. Siklon Bopha yang menghantam Filipina selatan, November 2012, merupakan siklon terakhir di sana.