Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Rumput Laut Merugi

Kompas.com - 12/01/2013, 02:20 WIB

Denpasar, Kompas - Dampak angin kencang dan ombak besar yang menerjang Pulau Bali menyebabkan petani rumput laut di Nusa Penida dan Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung, Bali, rugi ratusan ton. Rumput laut yang siap dipanen hancur dan petani hanya memunguti sisanya di pantai.

I Wayan Suita, petani Desa Suena, Nusa Penida, mengaku rugi lebih dari separuh hasil rumput laut yang siap dipanennya, Jumat (11/1). Biasanya Wayan bisa memanen sekitar 1 ton rumput laut dari beberapa petakan yang dihargai Rp 2.800 per kilogram oleh pengepul.

”Rumput lautnya rusak dan hanyut. Saya cuma dapat sisa- sisanya yang terdampar di pantai. Jumlahnya sekitar 200 kilogram,” kata Wayan.

Sebagian besar warga Desa Suena tercatat sebagai petani rumput laut dan nelayan. Dari sekitar 90 keluarga, sebanyak 80 persen warga desa tersebut jadi petani rumput laut. Angin kencang dan ombak besar yang disebabkan pengaruh siklon Narelle membuat panenan berkurang dan memaksa petani membangun kembali bentangan dan petakan rumput laut serta beli benih.

Kondisi ini juga dialami para petani rumput laut di Nusa Lembongan. Namun, beberapa petani di kawasan ini mengaku terjangan angin dan ombak besar tak separah di Nusa Penida.

Kepala Desa Jungut Batu di Nusa Lembongan Yastika mengatakan, para petani masih bisa memanen rumput lautnya meskipun tidak optimal seperti hari-hari biasa. ”Kami hanya bisa pasrah. Semuanya itu kehendak alam,” kata Yastika.

Dampak siklon Narelle juga tak hanya membuat kerugian petani rumput laut, tetapi juga memakan korban tewas seorang warga Denpasar yang tertimpa pohon tumbang. Sejumlah ru- mah juga mengalami kerusakan.

Siaga bencana

Untuk mengantisipasi bencana akibat imbas siklon Narelle, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pekan depan, menetapkan status siaga bencana di lima kabupaten/kota. Penetapan status siaga bencana untuk kepentingan koordinasi.

”Memasuki musim hujan, Yogyakarta banyak terjadi bencana sehingga dibutuhkan koordinasi agar tak jalan sendiri-sendiri,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DI Yogyakarta Gatot Saptadi.

Sebelumnya di Bantul, imbas siklon Narelle membuat angin kencang dan menumbangkan pohon-pohon, yang akhirnya menimpa 18 rumah penduduk.

Di Kebumen dan Banyumas, Jawa Tengah, hasil bumi seperti sayuran semakin mahal akibat curah hujan tinggi dan rusaknya tanaman.

Di Bojonegoro, Jawa Timur, Sahri Afriadon, warga Jalan Panglima Sudirman, luka karena pohon tumbang menimpa sepeda motornya yang dikendarai dengan adiknya. (AYS/ABK/ACI/GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com