Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masterplan Tsunami Bisa Lebih Baik

Kompas.com - 04/01/2013, 03:10 WIB

jakarta, kompas - Masterplan Pengurangan Risiko Tsunami semestinya bisa disusun lebih baik, asalkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana mau melibatkan banyak ahli terkait. Tidak hanya menjadi narasumber, para ahli itu juga harus dilibatkan dalam proses penyusunan masterplan.

Demikian pokok pemikiran yang disarikan dari diskusi bersama beberapa ahli gempa dan tsunami di Jakarta, Rabu (2/1) malam. Para ahli tersebut, antara lain, Danny Hilman dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Widjo Kongko dan Rahman Hidayat dari Balai Pengkajian Dinamika Pantai-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPDP-BPPT), serta Gegar Prasetya dari Amalgamated Solution and Research.

Danny Hilman mengatakan, pada 2007, awal pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dia pernah diminta menyusun Pedoman Analisis Bahaya dan Risiko Bencana Gempa Bumi. ”Pedoman ini baru dasar, tetapi kemudian tidak diteruskan. Padahal, bisa jadi landasan dalam penyusunan masterplan,” kata Danny. ”Anehnya, sekarang tiba-tiba mau membuat masterplan. Karena alasan terburu-buru kajiannya tidak sempurna dan tidak melibatkan para ahli.”

Danny mengkritik banyaknya rencana pembangunan tempat evakuasi sementara di Padang, Sumatera Barat. ”Kenapa banyak dibangun di Padang? Memang di Padang secara meyakinkan berpotensi akan terjadi tsunami. Apakah tempat lain tidak bakal terjadi tsunami? Kita yakin soal Padang begitu karena ada riset dasar yang sudah kami lakukan, sementara di tempat lain belum diteliti,” kata Danny.

Danny merintis penelitian kegempaan di Mentawai bersama Kerry Sieh dari California Institute of Technology sejak 1994. Pada 2003, Kerry bersama Danny selesai merekonstruksi riwayat gempa di segmen Mentawai dan mulai memperingatkan ancaman tsunami yang berpotensi melanda Kota Padang.

Namun, dalam masterplan tsunami kali ini, Danny Hilman tidak dilibatkan. ”Tidak, saya sama sekali tidak ikut. Saya dengar beberapa teman di ITB (Institut Teknologi Bandung) ada yang diajak, tetapi posisi mereka hanya narasumber, tidak benar-benar diajak menyusun masterplan ini,” katanya.

Dihubungi secara terpisah, ahli gempa dari ITB, Irwan Meilano, juga mengatakan tidak dilibatkan dalam masterplan tsunami. ”Secara institusi, ITB memang tidak dilibatkan,” katanya.

”Bagaimana mau menyusun masterplan dengan baik jika Mas Danny saja tidak dilibatkan. Kalau bicara soal ancaman gempa dan tsunami di Padang, dari mana dasarnya kalau bukan dari riset Mas Danny?” kata Rahman.

Dia menambahkan, ”Dari mana dana riset Danny? Hampir semuanya dari dana asing. Selama ini kita tidak pernah peduli dengan penelitian-penelitian dasar. Padahal, tanpa itu, mitigasi bisa salah arah.”

Panel ahli

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com