BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Sebagian petani di Lampung dibuat resah dengan kebijakan impor singkong dan bahan olahannya oleh pemerintah pusat.
Mereka khawatir harga jual singkong di tingkat petani akan turun dengan membanjirnya singkong impor di industri dan pasar. Padahal, petani kini tengah menikmati harga singkong yang stabil.
"Kebijakan itu sama saja membuat petani akan semakin menderita. Biaya produksi cenderung naik, sementara harga jual menurun. Hobi sekali pemerintah buat kami menderita," ungkap Syahrul Sidin, petani di Moro-moro, Way Serdang, Kabupaten Mesuji, Senin (17/12/2012).
Ia mengatakan, luas lahan yang ditanami singkong di Moro-moro mencapai 1.800 hektar. Mayoritas warga setempat kini menggantungkan ekonominya dari singkong.
Di Moro-moro, per kilogram singkong dijual Rp 720-Rp 750 per kg untuk usia tanam delapan bulan. Singkong ini kebanyakan diserap di perusahaan pengolah tepung tapioka dan etanol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.