Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembudidaya Kerapu di Pesawaran Stres Air Tercemar

Kompas.com - 15/12/2012, 20:32 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com -  Sejumlah pembudidaya kerapu di Pantai Ringgung, Kabupaten Pesawaran, stres akibat tercemarnya air di perairan Teluk Lampung. Ikan-ikan budidaya mereka mati satu per satu.

Syarif Hidayat (35), salah seorang pembudidaya kerapu ditemui Sabtu (15/12/2012) bercerita, sekitar 100 ekor ikan kerapu bebeknya berumur empat bulan mati akibat terkena air keruh yang belum dipastikan asal usulnya.

Ikan yang terkena air keruh ini mati lemas dan mengambang di permukaan keramba. Padahal, ikan kerapu bebek ini merupakan komoditas ekspor yang harganya per kilogram bisa mencapai 50 dollar AS. Satu kilogram terdiri dari dua ekor ikan, masing-masing ukuran 5 ons.

"Budidaya kerapu ini bisnis gila. Kalau gak kuat, bisa stroke, jantungan. Tidak tercemar saja, persentase kehidupan kerapu (hingga dewasa) hanya 10 - 30 persen. Menunggu panen butuh 1,5 tahun," tutur Ginta (49), pembudidaya kerapu lainnya.

Akibat tercemar air keruh itu, ribuan ikan miliknya, mayoritas cobia, mati. Ikan-ikan ini mati dengan kondisi insangnya dipenuhi semacam jelly. Air keruh ini, menurutnya, datang terbawa arus dari arah utara atau perairan Panjang, Bandar Lampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com