Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garis Menawan Tenun Buton

Kompas.com - 14/12/2012, 12:12 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Kreasi tenun nan cantik menyebar di seluruh penjuru nusantara. Di Pulau Sulawesi, motif sederhana seperti kotak atau garis lurus seakan menjadi dominan. Di Buton, Sulawesi Tenggara, tenun Buton menjadi tuan di rumahnya sendiri.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buton, Ludfi, di hari-hari tertentu masyarakat Buton wajib mengenakan baju dari kain tenun Buton. Oleh karena itu, jika Anda berkunjung ke kabupaten ini, sangat mudah menemukan orang-orang yang mengenakan tenun Buton.

“Setiap Sabtu, anak-anak sekolah wajib mengenakan tenun Buton. Kalau setiap Kamis, pegawai negeri wajib pakai tenun Buton,” kata Ludfi.

Jika penasaran melihat cara pembuatan kain tenun Buton bisa mampir ke Toko Yulianti di Desa Sula'a, Kecamatan Betoambari. Pabrik tenun itu berada di kawasan perumahan, harus melewati jalan-jalan kecil beraspal.

Ludfi mengatakan secara lokasi, memang berada di wilayah Kota Bau-bau. Namun, secara pengelolaan di bawah Kabupaten Buton. Tak perlu heran, sebab Kota Bau-bau sendiri merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Buton.

Ada beberapa perajin kain tenun yang sudah membuat kain tenun secara lebih modern. Menurut Ludfi, sebagian besar sudah dipindahkan ke wilayah Kabupaten Buton.

Di Toko Yulianti terdapat 13 pekerja yang membuat kain tenun. Alat tenun yang digunakan bukan mesin, sehingga masih menggunakan keahlian pekerjanya. Walaupun prosesnya sendiri sudah tidak secara tradisional.

“Kain 60 meter bisa dibuat dalam waktu sembilan hari. Sebagian besar kita buat motif Buton dan juga kombinasi,” kata La Hamdu, kepala pekerja di Toko Yulianti.

Beberapa kain tenun yang dihasilkan menggunakan benang berkilau. Inilah kombinasi yang Hamdu maksud, benang berkilau merupakan modernitas dari kain tenun Buton yang sudah diwariskan secara turun temurun.

“Pakaian Buton itu berbeda motifnya dan bentuk pakaiannya. Dibedakan sesuai jenis kelamin, usia, dan berdasarkan posisi dan jabatan,” ungkap Ludfi.

Motif kain tenun Buton yang tradisional memang sederhana, hanya berupa permainan garis lurus. Di balik kesederhanaannya, permainan warna menghasilkan kain yang begitu menawan. Ludfi menjelaskan untuk motif kain tenun garis lurus vertikal merupakan kain untuk perempuan. Sementara kain untuk laki-laki, motifnya kotak-kotak seperti kain sarung.

“Warna khas kain tenun Buton adalah kuning, hitam, biru,” tambah Ludfi.

Walau begitu, saat ini tenun Buton hadir dalam berbagai warna sesuai perkembangan zaman. Dengan mudah Anda bisa menemukan warna merah muda, emas, sampai ungu. Ludfi menjelaskan beberapa pengrajin kain tenun Buton tradisional masih ada, tepatnya di Kelurahan Tarafu, Kecamatan Nurhum.

Di Toko Yulianti, kain tenun diberi harga sekitar Rp 120.000 per lembar. Anda juga bisa membeli kain tenun Buton di Dekranasda Kabupaten Buton yang berada di Jalan Balai Kota Nomor 1, Bau-bau, Sulawesi Tenggara. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com