Jakarta, Kompas -
”Perlu langkah luar biasa galakkan kembali KB,” kata Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Julianto Witjaksono di Jakarta, Rabu (5/12).
Jendela peluang adalah kondisi negara dengan tanggungan penduduk tidak produktif paling sedikit. Kondisi ini hanya terjadi sekali bagi tiap negara. Agar jendela peluang termanfaatkan, angka ketergantungan penduduk Indonesia maksimal 44 persen. Karena itu, jumlah peserta KB harus mencapai 65 persen pasangan usia subur dan jumlah anak per pasangan 2,1 anak.
Kondisi sekarang, jumlah peserta KB hanya 57,9 persen pasangan usia subur. Angka ketergantungan 2010 masih 51,33 persen, baru DKI Jakarta yang 44 persen.
”Jika jumlah penduduk tak dikendalikan, penyediaan fasilitas pendidikan dan kesehatan serta lapangan kerja akan terus bermasalah,” kata Nurdadi Saleh, Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
Julianto mengatakan, BKKBN sedang menyusun cetak biru pembangunan kependudukan di 503 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Targetnya selesai pertengahan 2013. Persoalan kependudukan tiap daerah berbeda sehingga butuh solusi berbeda.
Petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) akan dihidupkan lagi. Idealnya tiap desa punya dua PLKB. Saat ini, seorang petugas harus mengelola program KB di 3-4 desa. ”Pengelolaan PLKB saat ini ada di pemerintah kabupaten/kota. Tak semua daerah peduli dengan persoalan kependudukan,” ujarnya.