Bandung, Kompas
Hal itu diungkapkan Ali Masykur Musa, anggota BPK, seusai memberikan kuliah umum di Universitas Islam Nusantara, Bandung, Jawa Barat, Senin (26/11).
Menurut Ali, BPK mendapatkan beberapa temuan, yang baru bisa diungkapkan pada laporan hasil pemeriksaan akhir tahun ini. Namun, Ali tak merinci temuan lembaganya itu.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Hasanudin membenarkan audit kinerja yang dilakukan BPK. Namun, belum tahu hasilnya.
Proyek Rehabilitasi Sungai Citarum dilakukan untuk menormalkan sungai yang sering jadi penyebab banjir. Paket kelima pengerjaan meliputi rehabilitasi prasarana pengendalian banjir Sungai Citarum di daerah Sapan-Nanjung beserta anak sungainya.
Sungai yang berhulu di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, dan bermuara di Muara Gembong, Bekasi, merupakan daerah aliran sungai terbesar di Jawa Barat. Tingkat curah hujan tahunan 2,385 milimeter. Potensi pemanfaatan airnya 13 miliar meter kubik per tahun. Proyek ini dikerjakan sejak 2007, dan diharapkan selesai tahun 2013 dengan nilai Rp 1,3 triliun.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Barat Dadan Ramdan mendukung audit kinerja BPK untuk menjamin ketepatan pengelolaan dana. Namun, ia menyesalkan pendekatan proyek yang titik beratnya pembangunan tanggul.
Ketua RW 20, Kelurahan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jaja, menuturkan, rehabilitasi dengan pengerukan dinilai memberikan manfaat, yaitu turunnya genangan air secara cepat.