Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambak Dijadikan Lahan Budidaya Kerang

Kompas.com - 27/11/2012, 05:11 WIB

Brebes, Kompas - Masyarakat Dukuh Pandansari, Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Jawa Tengah, memanfaatkan tambak mereka yang rusak untuk budidaya kerang dan kepiting.

Kreativitas masyarakat Pandansari untuk memperbaiki dan memanfaatkan kondisi alam yang rusak, terungkap dalam diskusi bersama Yayasan Kehati dan para wartawan, di Dukuh Pandansari, Jumat (23/11) malam. Acara itu sebagai rangkaian kegiatan Jambore Mangrove, yang diselenggarakan di Indramayu, Jawa Barat, Minggu (25/11).

Mashadi, Koordinator Pelaksana Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia Brebes, yang juga bergerak di bidang penanganan abrasi di Desa Kaliwlingi mengatakan, selama sekitar 20 tahun terakhir, sekitar 890 hektar tambak di Dukuh Pandansari hilang terkena abrasi. Selain itu, dalam lima tahun terakhir, sekitar 300 hektar tambak juga rusak terkena abrasi.

Akibatnya, banyak petani tambak yang kehilangan lahan usaha dan pendapatan. Oleh karena itu, sejak tahun 2006, masyarakat tergerak untuk mengembalikan kondisi alam, dengan menanam bakau (mangrove).

Atas bantuan Kehati, masyarakat Pandansari dihubungkan dengan sejumlah lembaga yang memberikan bantuan untuk pengadaan bakau. Hingga saat ini, rata-rata sekitar 150.000 batang bakau ditanam di Dukuh Pandansari setiap tahun. Warga juga memanfaatkan tambak yang rusak untuk budidaya kerang dan kepiting.

Mereka membentuk lima kelompok kecil, yang masing-masing beranggotakan 10 orang. Setiap kelompok membudidayakan kerang darah, kepiting, kambing etawa, rumput laut jenis ecottoni, serta pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Pada budidaya kambing, daun bakau dimanfaatkan sebagai pakan.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono, saat mencanangkan program Gerakan Merehabilitasi Semiliar Karang (GMSK), di Pantai Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, Sabtu lalu, mengungkapkan, laju kerusakan terumbu karang yang mencapai 30 persen pada 1.076 lokasi kawasan terumbu karang di Tanah Air memaksa pemerintah membuat program rehabilitasi karang secara masif di seluruh Indonesia.

Pencanangan GMSK disaksikan Gubernur Sulut SH Sarundajang, Deputi Menko Kesra Willem Rampangiley, serta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut Happy Joy Korah. Sebanyak 50 penyelam dari sejumlah klub selam di Manado dan aparat TNI Angkatan Laut terjun ke laut dan menanam karang secara bersama di laut Pantai Malalayang.

Menurut Agung Laksono, hasil penelitian Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang melansir data luas areal kerusakan terumbu karang di Indonesia cukup besar. Ini memberi peringatan pentingnya rehabilitasi terumbu karang.

Saat ini, hanya 5,58 persen karang di Tanah Air dalam kondisi sangat baik, sedangkan 30 persen rusak berat dan 36 persen rusak sedang. (WIE/ZAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com