Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jalan Besi" Pilihan Noviana Sari

Kompas.com - 21/11/2012, 02:59 WIB

Di tengah sulitnya kondisi ekonomi, sebagian kecil warga Pringsewu, Lampung, memilih menjadi lifter angkat berat. Jalan itu pula yang dipilih Noviana Sari (28), lifter yang sudah mengoleksi emas angkat berat dari World Games 2009.

Ditemui setelah mendarat dari kepulangannya seusai berlaga di Kejuaraan Dunia Angkat Berat 2012 di Aguadilla, Puerto Riko, awal November 2012, Sari, demikian sapaan akrabnya, terlihat lelah. Namun, ia bersemangat menuturkan ”jalan besi” yang ia tempuh 15 tahun terakhir.

”Saya semula berlatih di pedepokan angkat berat dan angkat besi Gajah Lampung di Pringsewu karena diajak teman. Itu 1997 saat saya masih 13 tahun” ujar Sari.

Di awal latihan, Sari remaja mulai merasakan berat dan sakitnya latihan angkat beban itu. ”Badan sakit-sakit semua kalau habis latihan. Orangtua sempat melarang. Mereka kasihan melihat saya. Namun, saya mau terus berlatih,” ujar Sari.

Lifter mungil asal Pringsewu itu mengeraskan hatinya untuk terus berlatih dan berprestasi. ”Saya melihat, yang rajin berlatih bisa berprestasi. Mereka juga bisa membantu orangtua. Biasanya kami dapat uang saku latihan. Saya ingin bisa seperti mereka. Apalagi bapak seorang tukang becak dengan 12 anak,” ujar Sari.

Ketika jalan prestasi mulai terbuka bagi Sari, anak nomor sembilan dari pasangan Sastrodimejo dan Musinem itu menunjukkan performa terbaiknya. Kejurnas hingga PON ia dominasi. Demikian juga World Games 2009 dan kejuaraan dunia, ia kuasai.

”Jalan besi” yang ia pilih menjadikan Sari sebagai andalan keluarga. Ia bisa membantu orangtua, juga membiayai pendidikan ketiga adiknya.

Menyemangati diri

Berkat jalan yang sama, para lifter Padang, Sumatera Barat, mampu mandiri. Mela Eka Rahayu (22) merasakan manisnya buah kerja keras. Mulai bergabung di pusat pelatihan angkat berat di kompleks PT Semen Padang di Padang pada 2003, Mela juga berlatih keras.

”Payah saya latihan. Saya juga sempat tidak mau melanjutkan latihan setelah WO di kejuaraan nasional di Jakarta. Namun, saya terus menyemangati diri sendiri,” ujar Mela seusai latihan, Senin (12/11).

Kerja keras dan ketekunan Mela berbuah. Medali perak dan emas PON serta medali emas Kejuaraan Asia ia sabet.

Dari bonus-bonus yang ia dapatkan, Mela bisa membeli sebuah mobil Honda Jazz, yang Senin siang itu terparkir di garasi pusat pelatihan angkat berat di Indarung. Ia juga punya rumah di Kota Padang.

Lain Mela, lain pula Ilwan Perdiansyah. Lifter kelas 120 kilogram asal Bukittinggi, Sumbar, itu menempuh ”jalan besi” sebagai jalan keluar dari masalah keluarganya. ”Saya ingin menjalani hidup yang benar, tidak mau kacau,” ujar Ilwan di sela-sela latihan.

”Jalan besi” akhirnya membawa Sari, Mela, dan Ilwan mandiri dan bisa membantu keluarga. (Helena F Nababan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com