Leuit
Ketika memasuki masa panen, setiap petani wajib menyimpan satu pocong padi di Leuit Jimat yang merupakan lumbung komunal. Leuit Jimat menjadi bank padi. Petani bisa meminjam padi dan mengembalikan pada musim panen berikutnya tanpa bunga.
Simpanan padi di Leuit Jimat sampai ada yang berumur 300 tahun saking tidak pernah ada petani yang meminjam. ”Abah suka bingung, kok bisa petani di tempat lain mengeluh kekurangan pangan,” kata Abah Ugi.
Padahal, petani di Ciptagelar hanya bisa panen sekali dalam setahun. Selain karena umur tanam padi lokal yang berkisar 4-9 bulan, petani menganggap tanah sebagai ibu yang hanya bisa melahirkan satu kali dalam setahun.
Dengan panduan rasi bintang di langit, pertanaman padi bisa terhindar dari serangan hama. Pada saat bintang kidang mulai terbenam yang dikenal dengan istilah tilem kidang turun kungkang pada bulan Mei, hama-hama mulai bermunculan sehingga tanaman harus sudah dipanen.
Doa juga diyakini menjadi penentu utama keberhasilan panen. Tiap tahapan penanaman padi di kampung yang terletak di Dusun Sukamulya, Desa Sirnaresmi, Sukabumi, ini selalu diiringi dengan ritual doa.
Tak hanya ketika menanam padi, doa pun dipanjatkan ketika bulir padi mulai berisi, batang padi mulai dipotong, dan ritual mencicipi nasi pertama di tahun ini. Dalam setahun, setidaknya ada 12 ritual yang digelar untuk padi.
Kemandirian pangan dari petani adat di Lereng Gunung Halimun ini memukau warga dunia. Ua Ugis Suganda Amas Putra (61) dari Ciptagelar menjadi satu-satunya petani yang tidak mengeluh tentang kegagalan panen ketika menjadi pembicara di Pameran Produk Pangan Dunia Terra Madre dan Salona Del Gusto di Italia, 22-28 Oktober lalu.
Pada saat petani dari negara lain berkeluh kesah, Ua Ugis memaparkan keunggulan petani di Lereng Halimun yang mampu memiliki cadangan padi hingga 20 tahun ke depan. ”Ua membawa solusi. Intinya adalah memperlakukan bumi sebagai ibu dan langit sebagai ayah,” kata Ua Ugis.