Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jabar Sering Dikecewakan

Kompas.com - 17/11/2012, 19:35 WIB
Dedi Muhtadi

Penulis

BANDUNG,KOMPAS.com - Warga Jawa Barat yang sebagian besar terdiri dari orang Sunda sering dikecewakan oleh kepempinan politik dan pemerintahan yang korup. Mereka kerap kali dijadikan kekesed (pijakan) politik untuk mendulang suara karena pemilih di Jawa Barat jumlahnya mencapai 20 persen dari penduduk nasional.

 

Hal itu terungkap dalam renungan para tokoh Jawa Barat yang diprakarsai oleh Paguyuban Pasundan di Bandung, Sabtu (17/11/2012) kemarin. Sesepuh Sunda Tjetje Hidayat Padmadinata membenarkan, selama ini warga Jabar dijadikan kekesed (pijakan) oleh sejumlah partai politik karena memiliki jumlah suara paling banyak. Terakhir warga Jabar dijadikan tempat mendulang suara oleh Partai Demokrat sehingga partai berkuasa ini memperoleh suara 28 persen. ""Tapi rakyat Jabar tidak memperoleh apa-apa dari kemenangan itu," ujar Tjetje.

 

Tokoh Sunda Tatto Pradjamanggala menambahkan, pengalaman selama ini menunjukan, sebanyak 92 anggota DPR RI berasal dari daerah pemilihan di Jawa Barat. Namun mereka hingga kini nyaris tidak berbuat apa-apa untuk warga Jabar.

Hingga kini kemiskinan di Jabar tergolong paling tinggi, jumlah sekolah rusak paling banyak, perdagangan manusia juga terus terjadi.

 

Padahal letak Jabar hanya terpaut beberapa puluh kilometer dari pusat kekuasaan Indonesia. Malah Kota Bandung sekarang merupakan kota satelit 150 kilometer timur Jakarta setelah tersambung jalan tol. "Karena itu warga Sunda "sakit gigi" terus menerus," ujar Tatto yang juga sesepuh Angkatan Muda Siliwangi ini.

 

Karena itu urang Sunda harus bangkit dan mereformasi diri agar tidak "sakit gigi" berkepanjangan. Urang Sunda harus kembali ke kearifan lokal yakni guyub, kacai jadi saleuwi ka darat jadi salebak (menjujung tinggi kebersamaan), tidak individualistis dan harus gotong royong.

 

Dalam acara refleksi urang Sunda itu, hampir semua elemen warga Jabar hadir. Misalnya Forum Bandung (kumpulan tokoh intelektual dan guru besar di Bandung) dan sejumlah tokoh Jabar lainnya. Acara itu juga dihadiri oleh kandidat Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Barat, dari PDI-P Rieke Dyah Pytaloka-Teten Masduki, Cawagub dari Partai Demokrat Lex Laksamana dan Ketua DPD Demokrat Jabar Iwan Sulanjana. "Semua kandidat kami undang, namun yang lain berhalangan," ujar Prof Didi Turmudzi, Ketua Paguyuban Pasundan.

 

Para tokoh menyarankan agar urang Sunda mereformasi diri yakni membentuk formasi kepemimpinan bangsa ke depan. Sekarang, dari 20 persen jumlah penduduk nasional itu tidak ada calon pemimpin dari Jawa Barat yang menjadi wacana di kepemimpinan nasional. "Ini persoalan budaya kepemimpinan yang tidak diajarkan sejak pendidikan dasar pada masyarakat Sunda," ujar mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Gunungjati Bandung, Prof Nanat N.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com