Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Sapi Langka, Harga Capai Rp 90.000 Per Kilogram

Kompas.com - 17/11/2012, 03:15 WIB

Jakarta, Kompas - Pedagang daging sapi di Jabodetabek mogok berjualan, Jumat (16/11) hingga Minggu (18/11). Pemogokan ini buntut dari protes pedagang atas kelangkaan yang memicu lonjakan harga daging.

Jumat kemarin, harga daging di pasar tradisional Rp 90.000 per kilogram. Imbauan untuk mogok berdagang ini diserukan oleh Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Wilayah DKI Jakarta. Mogok berjualan dilakukan minimal hingga hari Minggu besok.

Sekretaris APDI DKI Jakarta Sutisna mengatakan, modal untuk membeli daging sapi mencapai Rp 82.000-Rp 90.000 per kg. ”Kalau harga setinggi ini, berapa kami harus menjual lagi?” ucap Sutisna yang juga pedagang daging di Pasar Senen.

Stok daging sapi terbatas karena keran impor diperketat, sementara produksi sapi lokal belum digenjot penuh untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Sebagai contoh, kebutuhan pedagang daging di Pasar Senen sekitar 12 ekor sapi per hari.

”Saat ini, kami hanya mendapat jatah 3-4 ekor. Ini sudah terjadi sejak 10 hari terakhir,” kata Sutisna.

Di sejumlah pasar seperti Pasar Cempaka Putih, pedagang daging menghentikan penjualan sejak hari Rabu. ”Kami sudah tidak sanggup berjualan lagi. Hasil penjualan pun belum tentu bisa menutupi modal,” kata Ibrahim,

Sepanjang Jumat, daging sapi menghilang di pasar tradisional di Kota Tangerang. Tidak ada seorang pedagang pun yang menjual daging di Pasar Ciledug, Pasar Lembang, dan Pasar Bengkok.

Sejauh pengamatan, lapak-lapak pedagang daging sapi terlihat kosong. ”Pedagangnya enggak jualan. Mereka mogok berjualan daging sapi. Sampai kapan mereka akan mogok, saya enggak tahu,” kata Oman (40), pedagang sayur di Pasar Ciledug.

 

Tambahan impor

Pemogokan itu karena tidak ada pasokan sapi yang masuk ke penjagalan. ”Saat ini kami tidak hanya langka daging sapi impor, tetapi sapi juga langka,” kata Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Indonesia, Jumat.

Kelangkaan daging ini juga menyulitkan pelaku usaha. Trysetyo Budiman, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Bakso dan Mi Indonesia, mengatakan, anggotanya yang terkena persoalan daging ini tidak lagi hanya pedagang pikulan, tetapi sudah mengena pedagang restoran.

Dengan aksi mogok di pemotongan sapi ini, maka pedagang mi dan bakso pun terkena imbasnya. Apabila ada 50.000 pedagang mi dan bakso dan masing-masing menghasilkan Rp 300.000 per hari, maka Rp 15 miliar perputaran uang berhenti. Ini baru dari pedagang bakso, belum dari pengusaha kecap, saus, lada, garam, bumbu masak, dan sebagainya. Pemerintah harus segera turun tangan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan, pihaknya sedang berkomunikasi dengan pemegang pasokan dan permintaan daging sapi, seperti jagal dan pedagang.

Asosiasi peternak, seperti Asosiasi Sarjana Membangun Desa, Forum Peternak Sapi Indonesia, dan Forum Bisnis Peternakan, di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta mengimbau anggotanya berkonsentrasi melepas sapi-sapi yang sudah siap potong ke pasar.

Dalam waktu dekat akan dipasok 5.000 ekor sapi siap potong dari Nusa Tenggara Barat untuk pasar Jabodetabek. Sementara itu, stok di perusahaan penggemukan ada sekitar 130.000 ekor. November-Desember akan masuk lagi 15.000 ekor sisa kuartal empat. (ART/PIN/mas/arn)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com