Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Hormati Leluhur dengan Grebeg Gulai

Kompas.com - 02/11/2012, 09:13 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Ratusan warga Kelurahan Cacaban, Magelang Tengah, Kota Magelang menggelar upacara Grebeg Gulai, Kamis sore (1/11/2012). Upacara tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada Kyai Tuk Songo yang dipercaya sebagai leluhur daerah tersebut.

Grebeg Gulai   adalah awal dimulainya prosesi yang dikenal dengan sebutan Nyadran. Puncak prosesi akan dilakukan dengan memanjatkan doa di makam Kyai Tuk Songo, Jumat pagi (2/11/2012) ini. Prosesi ini dimulai dengan mengarak masakan dari bahan dasar daging kambing bumbu gulai yang diwadahi dalam cobek. Kemudian dibawa oleh belasan perempuan. Rombongan perempuan tersebut dikawal pasukan Bergodo Panutan, Bergodo Pulutan, Bergodo Keluwih, Bergodo Alang-alang. Selain gulai, juga ada aneka hasil bumi yang dibentuk menjadi gunungan.

Hasil bumi tersebut ditandu oleh empat orang pria yang berjalan di belakang perempuan yang membawa cobek gulai kambing. Sementara di belakang iring-iringan bermacam kesenian tradisional beraksi. Kirab itu dimulai dari lapangan Kampung Kwarasan yang kemudian dibawa ke makan Kyai Tuk Songo yang berjarak sekitar dua kilometer dari tempat tersebut.

Arak-arakan dilepas Wakil Wali Kota Magelang, Joko Prasetyo dari lapangan Kwarasan. "Kita harus melestarikan tradisi ini sebagai kekayaan leluhur," ajak Joko dalam sambutannya.

Dalimin, Ketua panitia Grebek Gulai menjelaskan, tradisi ini tidak lebih sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena anugrah hasih bumi yang melimpah. Selain itu diceritakan Dalimin, dahulu kala daerah Cacaban dan sekitarnya diserang wabah penyakit ganas yang membunuh ratusan warga. Kyai Tuk Songo-lah yang akhirnya berhasil mengusir wabah tersebut dan menjadikan kehidupan di kampung tersebut normal kembali.

"Nah, sebagai wujud syukur warga saat itu menyembelih kambing lalu dimasak dan dimakan bersama-sama. Kita ingin melestarikan tradisi ini, ini sudah yang ke tiga kalinya. Selain sebagai perwujudan rasa syukur, prosesi ini juga sekaligus ajang silaturahmi warga," jelasnya.

Sedikitnya ada 120 orang yang terlibat dalam arak-arakan Grebek Gulai ini. Setelah diarak sampai makam Kyai Tuk Songo yang menurut cerita merupakan orang kepercayaan Pangeran Diponegoro. Gulai dan hasil rempah-rempah yang dibawa di santap bersama oleh warga. "Sebelum disajikan ke makam Simbah (Kyai Tuk Songo) makanan ini tidak boleh dicicipi," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com