YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 28 korban tergulingnya Kereta Api (KA) Prambanan Ekspres di Kalasan, Selasa (23/10/2012) sore pukul 16.30, sudah meninggalkan RS Pantirini, Kalasan.
"Ada 31 orang yang dirawat di sini. Mereka kebanyakan mengalami luka gores akibat benturan keras. Beberapa dari korban mengeluhkan sesak napas, mungkin karena akibat syok dan berdesak-desakan ketika ingin keluar dari gerbong," terang dr Y Wibowo S, Direktur RS Pantirini Kalasan saat ditemui Kompas.com di kantornya, Rabu (24/10/2012).
Ke-28 korban yang sudah keluar dari RS Pantirini sebagian besar mengalami luka-luka ringan dan syok. "Tadi malam, setelah cek kesehatan, mereka langsung pulang ke rumah. Lima orang minta dirujuk ke rumah sakit lain dan yang masih kami rawat ada 3 orang," papar Listyani, kepala Perawat Bagian Rawat Inap RS Pantirini.
Ketiga pasien yang masih dirawat di RS Pantirini adalah Lita, Elli Endang, dan Rasih. Ketiga pasien saat kejadian berada di gerbong nomor 1. "Ibu Lita mengalami luka pada bagian kepala dan harus dijahit. Ibu Endang ada lebam di dada, sedangkan Ibu Rasih luka pada bagian kepala dan bibir. Mungkin dalam 2-3 hari lagi setelah kondisinya membaik, mereka sudah boleh pulang," ujarnya.
Rasih memaparkan, ketika kereta anjlok lalu terguling, dia berada di gerbong 1. Dia sudah tidak sempat berpegangan karena kejadian begitu cepat. Guncangan keras membuatnya terpelanting hingga tak sadarkan diri.
"Rasanya seperti gempa besar, yang saya ingat kepala saya terbentur kursi dan dinding kereta. Setelah itu, saya hanya mendengar orang teriak-teriak histeris dan suara kaki berlarian keluar," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.