Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perambah Liar Ditertibkan

Kompas.com - 22/10/2012, 03:14 WIB

Jambi, Kompas - Operasi khusus dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat selama hampir dua pekan terakhir menjaring 10 perambah dan pembalak liar. Ribuan perambah dalam kawasan ini juga akan ditata untuk menghentikan laju kerusakan hutan tersebut.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat Arief Toengkagie mengatakan, operasi khusus yang melibatkan personel polisi telah berlangsung pada tiga lokasi utama perambahan dan pembalakan. Di wilayah Renah Kemumu, pihaknya menangkap 5 perambah, sedangkan di wilayah Muko Muko 3 perambah, dan Rejang Lebong sebanyak 2 pembalak liar. ”Semua pelaku saat ini dalam proses hukum,” ujar Arief, Sabtu (20/10).

Menurut Arief, ada kecenderungan perambah semakin anarkistis. Ia mencontohkan, pada penangkapan lima perambah dari Renah Kemumu, Merangin, Jambi, pekan lalu, berlanjut dengan unjuk rasa masyarakat ke DPRD Kabupaten Merangin. Para perambah yang sempat ditahan akhirnya lepas, tetapi tetap dalam proses hukum, demi meredam emosi masyarakat.

Arief melanjutkan, operasi khusus masih akan berlangsung. ”Saat ini sebagian perambah mulai turun gunung mengetahui personel kami ada di mana-mana. Kami tidak akan berhenti,” ujarnya lagi.

Selain menangkapi pelaku yang beraktivitas ilegal dalam kawasan, pihaknya juga menata keberadaan masyarakat dalam kawasan. Warga asli yang sudah menetap jauh sebelum kawasan ditetapkan sebagai taman nasional tidak akan diusir. Namun, pendatang baru wajib keluar dari kawasan. Begitu pula warga yang hanya menggarap hutan untuk usaha pertanian, dipastikan akan distop. Saat ini ada sekitar 42.000 hektar areal yang telah dirambah dan mendesak untuk direhabilitasi.

Kepala Bidang Usaha Dinas Kehutanan Kabupaten Kerinci Abu Hasan mengatakan, ada lebih dari 5.000 keluarga mengelola lahan dalam kawasan TNKS. Luas areal garapan mencapai sekitar 21.000 hektar. Menurut dia, keberadaan mereka dapat memperparah kerusakan TNKS sebagai warisan alam dunia. (ITA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com