Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prodiversifikasi Ekspor

Kompas.com - 16/10/2012, 04:50 WIB

Jakarta, Kompas - Indonesia memanfaatkan World Export Development Forum untuk diversifikasi pasar ekspor. Sejauh ini kebijakan diversifikasi ekspor telah menunjukkan hasil signifikan. Salah satunya adalah lonjakan ekspor sebesar 300 persen ke negara di kawasan Afrika.

Demikian mengemuka dalam pembukaan Forum Pembangunan Ekspor Dunia (WEDF) 2012, Senin (15/10), di Jakarta. Forum tahunan tersebut, kali ini bertema ”Menghubungkan Pasar yang Tumbuh, Dinamika Baru dalam Perdagangan Global”.

Forum dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dihadiri antara lain Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Pascal Lamy, Sekretaris Jenderal Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) Supachai Panitchpadi, Direktur Eksekutif Pusat Perdagangan Internasional (ITC) Patricia Francis, Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan, serta Sekretaris Jenderal Pasar Bersama Afrika Timur dan Selatan (COMESA) Sindiso Ngwenya.

Presiden Yudhoyono menegaskan, peran negara berkembang pada perdagangan global dalam 10 tahun terakhir terus meningkat. Bahkan, kontribusi negara berkembang dalam perdagangan ke depan diperkirakan akan semakin sentral. Dunia harus jeli melihat peluang pasar negara berkembang yang terus tumbuh tersebut, apalagi di tengah pelambatan dan ketidakpastian ekonomi negara maju.

”Hari ini, kita menyaksikan realitas yang berbeda. Ini adalah realitas yang membantu membentuk bangunan arsitektur perdagangan global baru. Salah satu fitur dominan realitas baru ini adalah pertumbuhan pasar negara berkembang. Ini ekonomi di luar negara maju, yang selama sepuluh tahun terakhir membuat kontribusi signifikan pada ekonomi global,” kata Yudhoyono.

Sementara itu Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam acara WEDF mengatakan, pascakrisis yang melanda kawasan Eropa, pemerintah gencar melakukan diversifikasi pasar ekspor. ”Selama ini trennya positif. Saya rasa akan jauh lebih positif dan saya cukup optimistis kita bisa meningkatkannya,” katanya.

Menurut dia, kelesuan ekonomi di negara-negara maju telah memunculkan paradigma baru dalam ekonomi global, yakni kerja sama negara Selatan-Selatan. Ada 122 negara yang masuk definisi Selatan ini. ”Ini bagus sekali untuk kita bisa mengedepankan semangat untuk meningkatkan volume ekspor di kalangan negara-negara Selatan,” ujarnya.

Nilai perdagangan Selatan-Selatan mencapai 8,5 triliun dollar AS tahun ini. Dia meyakini nilainya bisa tumbuh double digit tahun depan. Dengan nilai perdagangan total dunia mencapai 31 triliun dollar AS pada tahun ini dan produk domestik bruto dunia sebesar 70 triliun dollar AS, negara-negara Selatan-Selatan mewakili sekitar 27 persen perdagangan dunia.

Direktur Eksekutif International Trade Center Patricia Francis mengatakan, kawasan Selatan memiliki kesempatan untuk menjadi mitra utama ketimbang hanya menjadi saksi dalam perdagangan dunia.

”Kita membutuhkan pertumbuhan, kita membutuhkan pasar-pasar baru, dan sekarang kita punya kesempatan untuk menghentikan siklus ketergantungan dan menjadikan Selatan mitra yang seungguhnya,” katanya.

(why/ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com