Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goda Istri TNI, Rasman "Bonyok" Dikeroyok 6 Tentara

Kompas.com - 09/10/2012, 13:01 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com Rasman alias Ammang (18), warga Kecamatan Andreapi, Polewali Mandar, yang berprofesi sebagai tukang batu, babak belur dikeroyok enam oknum anggota TNI dari Markas Konpi Senapan B 721 Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Senin kemarin.

Korban yang sudah babak belur dan tidak melakukan perlawanan apa pun diangkat ramai-ramai kemudian dibuang ke atas mobil patroli layaknya barang. Setelah itu dia dibawa ke kantor kepolisian resor setempat. Insiden pengeroyokan ini sempat menjadi tontonan warga sekitar.

Rasman yang ditemui di rumahnya, Selasa (9/10/2012) siang, terlihat masih mengalami bengkak di sekujur tubuhnya. Kejadiannya bermula ketika korban yang tengah bekerja sebagai tukang batu di Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar ini meledek seorang pegawai RS sedang menelepon sambil berjalan di sekitar tempat kerjanya.

Belakangan diketahui perempuan yang diledek korban adalah istri seorang anggota TNI Konpi Senapan B 721 Polewali. Seperti dituturkan Rasman, saat perempuan tersebut sedang bicara di telepon, dia menggoda dengan bicara, "Saya ada di belakangmu."

Mendengar ucapan Rasman, sang perempuan yang tersinggung langsung menelepon suaminya. Tak lama berselang, enam anggota TNI tiba di lokasi. Keenam oknum anggota TNI ini, lima di antaranya berseragam TNI. Salah satu dari mereka langsung memegang leher korban, tanpa sempat membiarkan Rasman berbicara.

Tanpa basa-basi, mereka langsung menghajar Rasman. Selanjutnya, korban diseret ke mobil patroli. Di kantor polisi, Rasman sempat diamankan petugas di dalam sel karena khawatir akan menjadi sasaran pemukulan lagi.

Rasman mengaku bersalah. Namun, ia tak pernah menyangka jika perbuatan isengnya berujung pada pengeroyokan tersebut. "Saya iseng saja bilang saya ada di belakangmu, rupanya tersinggung dan panggil anggota," ujar Rasman.

Dandim Polewali Mamasa Letkol infanteri Yudhi Murfi membenarkan adanya insiden tersebut. Namun, menurut Yudhi, penganiayaan itu terjadi karena kesalahpahaman saja. Kedua belah pihak, menurut Dandim, telah berdamai dan bersepakat tidak akan memproses kasus ini lebih lanjut.

Ditanya soal apakah ada sanksi terhadap enam oknum anggota TNI yang terlibat penganiayaan itu? Yudhi Murfi enggan menjelaskan. Ia malah mempersilakan Kompas.com melakukan konfirmasi langsung ke polres terkait masalah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com