Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Tekstil ke Sungai Citarum Wajib Didaur Ulang

Kompas.com - 30/09/2012, 04:02 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Bupati Bandung Dadang Naser mengimbau pengusaha tekstil, khususnya yang berasal dari Korea Selatan, untuk memperlakukan industrinya seperti di negara asalnya.

Misalnya, pengolahan air agar tidak menjadi limbah dan mencemari Sungai Citarum.

"Banyak pengusaha tekstil yang berasal dari Korea Selatan. Saya mohon pengusaha tekstil dari Korea Selatan memperlakukan industrinya seperti di negara asalnya. Di sana, air limbah didaur ulang sebelum dibuang ke sungai," kata Dadang ketika ditemui di Soreang, Jumat (28/9/2012).

Tak hanya pengusaha asal Korea Selatan, lanjut Dadang, tapi semua pengusaha yang memiliki pabrik di Kabupaten Bandung harus mendaur ulang limbahnya.

"Sebelum dibuang ke sungai, air harus didaur ulang. Pengusaha harus sadar itu," ujarnya.

Dadang yakin, tidak semua pengusaha industri asal negara lain yang membuang limbah. Dadang menuturkan, perilaku masyarakat di sekitar pabrik terkadang melakukan provokasi.

Soal perilaku warga di sekitar lokasi pabrik inilah, papar Dadang, yang akan dibenahi Pemkab Bandung.

"Harus ada kesadaran dulu dari masyarakatnya, namun ini justru yang berat. Sampah dari masyarakat justru tidak kecil, mencapai 60 persen (dari keseluruhan sambah di Kabupaten Bandung). Nah, kita harus duduk bersama, terutama dengan warga yang tinggal di sekitar Sungai Citarum," sarannya.

Menurut Dadang, Korea Selatan memiliki sungai kotor pada 1985. Kotornya sama dengan Sungai Citarum sekarang.

Namun, berkat kerja keras pemerintah dan kesadaran masyarakat Korea Selatan yang tinggi, sungai-sungai di Korea Selatan kembali bersih hanya dalam waktu lima tahun.

Kunjungan Dadang Naser ke Korea Selatan beberapa hari lalu, sebagai balasan atas kunjungan Pemerintah Goseong, Korea Selatan ke Kabupaten Bandung.

Kedua daerah ini bekerja sama dan membangun sister city. Kerja sama yang ingin dilakukan Pemkab Bandung dan Korea Selatan, jelas Dadang, di antaranya di bidang pertanian dan olahraga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com