Jakarta, Kompas -
Demikian disampaikan Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto, Jumat (28/9), di Jakarta.
Wendy ditangkap polisi antiteror di Pelabuhan Pantoloan pada Kamis lalu. Ia ditangkap di Palu setelah lari dari Solo ke Palu dengan kapal dari Surabaya, Jawa Timur.
Wendy juga diduga terlibat pembuatan bom pipa di rumah tersangka Rudi Kurnia Putra dan tersangka Barkah Nawa Putra yang ditangkap sebelumnya di Solo. Dalam penggeledahan di rumah kontrakan Wendy di Kartosuro, polisi antiteror menemukan benda-benda terkait pembuatan bom, seperti
Agus menjelaskan, Wendy melarikan diri ke Poso karena ingin bersama-sama komunitasnya di Palu. Belum bisa dipastikan berapa orang yang direkrut Wendy untuk pelatihan selama ini.
Saat ini setidaknya empat orang yang masih dicari polisi antiteror terkait temuan bahan peledak di Solo, selain Santoso.
Polisi antiteror, menurut Agus, merencanakan membawa enam tersangka yang ditangkap dan ditahan sebelumnya di Solo ke Jakarta.
Dari Yogyakarta, melalui jalan darat, polisi antiteror membawa enam tersangka teroris dari Yogyakarta ke Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (28/9) siang. Sebelumnya, mereka dititipkan di Markas Brimob Kepolisian Daerah DI Yogyakarta.
Persiapan pengangkutan keenam tersangka teroris dilakukan sejak pukul 12.00. Tepat pukul 14.00, para tersangka yang menggunakan seragam tahanan warna kuning dengan penutup kepala hitam dibawa satu persatu masuk ke bus. Kedua tangan masing-masing tersangka diborgol. Kedua kaki masing-masing tersangka juga diikat rantai besi.