Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas di Tengah Gelombang Laut

Kompas.com - 29/09/2012, 04:35 WIB

Terik matahari menyengat di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Kamis (27/9) siang, ketika Kapten Sukirno, unsur pimpinan Detasemen Jalamangkara Bakauheni dari Korps TNI AL, beserta anak buahnya tiba sehabis melakukan tugas kemanusiaan. Hari itu, Sukirno dan regunya pulang dengan tangan hampa ke pos evakuasi korban tenggelamnya KMP Bahuga Jaya yang Rabu (26/9) dini hari tabrakan dengan kapal MT Norgas Cathinka.

”Kedalaman air tak bisa dijangkau dengan alat selam yang kami bawa sekarang, tidak mungkin dipaksakan. Dari awal kami diperintahkan untuk tidak menyelam jika kedalaman air lebih dari 50 meter. Kenyataannya, tadi kami mendapati kedalaman perairan sampai 80 meter,” kata Sukirno.

Dengan kondisi seperti itu, anggota Detasemen Jalamangkara hanya bisa menyisir laut dari permukaan. ”Lokasi kapal karam itu kini sukar dipastikan,” kata Sukirno yang memimpin 18 penyelam.

Sukirno adalah satu dari sekitar 160 personel penyelamat korban tabrakan KMP Bahuga Jaya dengan MT Norgas Cathinka. Mereka yang berjibaku di tengah laut itu adalah gabungan dari Basarnas, Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Lampung, TNI, dan Polri.

Harapan bahwa masih ada korban yang selamat dari kecelakaan itu memang sangat kecil. Meski demikian, upaya evakuasi itu belum akan dihentikan. Demi sesuatu yang serba tak pasti, orang-orang ini bekerja seoptimal mungkin, tanpa pamrih.

Bekerja 24 jam

Di salah satu sudut ruang tunggu penumpang di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Kota Cilegon, Banten, beberapa polisi terlihat berjaga di posko tanggap darurat yang buka 24 jam menyusul peristiwa tenggelamnya KMP Bahuga Jaya.

Mereka menjadi tempat bertanya warga yang mencari keberadaan anggota keluarga. ”Tadi malam ada dua keluarga yang mencari anggota keluarganya. Setelah kami cek dan cocokkan datanya, ternyata anggota keluarga yang mereka cari itu saat ini dirawat di RS Krakatau Medika (RSKM),” kata petugas jaga posko tanggap darurat di Pelabuhan Merak Brigadir Satu Ronie Anwar.

Zulherwan, salah seorang penumpang KMP Bahuga Jaya yang dirawat di RSKM mengisahkan, dirinya masih teringat detik-detik saat kedua kapal itu hendak bertabrakan.

Pada kondisi KMP Bahuga Jaya mulai miring sehabis tabrakan itu, dia sempat menelepon istrinya di Lampung mengabari kondisinya serta keadaan kapal yang kian miring. ”Saya pamit ke istri saya karena akan melompat ke laut. Istri saya pesan agar saya berhati-hati,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com