Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Diduga akibat Human Error

Kompas.com - 27/09/2012, 05:11 WIB

Cilegon, Kompas - KMP Bahuga Jaya, kapal roll on roll off atau roro milik PT Atosim Lampung Pelayaran, tenggelam setelah bertabrakan dengan kapal tanker MT Norgas Cathinka pada Rabu (26/9) pukul 04.50. Penyebab pasti kecelakaan masih diselidiki, tetapi dugaan sementara akibat kesalahan manusia (human error).

”Penyebab kecelakaan tentu saja diselidiki pihak berwajib dan Mahkamah Pelayaran. Namun, saya pribadi menilai ada human error, kesalahan manusia, dalam peristiwa ini,” ujar Direktur Pelabuhan PT Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry, Prasetiyo Bakti Utomo, Rabu.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan juga menduga ada ketidaktepatan olah gerak dari kedua kapal. ”Kalau komunikasi dua kapal benar, sudah jelas siapa yang bergerak ke kiri atau sebaliknya ke kanan,” ujarnya.

KMP Bahuga Jaya berangkat dari Dermaga II Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, pukul 03.05. Posisi tabrakan kapal itu di perairan Selat Sunda, dekat Pulau Rimau Balak, berjarak sekitar 10 kilometer (5,5 mil laut) dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

Tabrakan itu mengakibatkan kapal miring dan dalam rentang sekitar 1 jam kemudian tenggelam. Para penumpang yang tergelincir atau melompat akibat miringnya kapal pun mengapung di perairan, menunggu datangnya bantuan.

Sebanyak 80 orang dievakuasi ke Merak. Mereka dibawa ke Rumah Sakit Krakatau Medika. Korban yang lain dievakuasi ke Pelabuhan Bakauheni dan selanjutnya dibawa ke rumah sakit di Lampung.

Administrator Pelabuhan Bakauheuni, Mohammad Ali, mengatakan, tabrakan antara KMP Bahuga Jaya dan kapal tanker berbendera Singapura itu terjadi sekitar pukul 05.00. Korban selamat dirawat di Rumah Sakit Kalianda, Lampung. Sebagian penumpang lainnya yang selamat dievakuasi ke Pelabuhan Merak.

Hingga Rabu malam, sejumlah orang masih mencari anggota keluarga mereka yang jadi korban kecelakaan itu. Berdasarkan data dari Posko Tanggap Darurat di Pelabuhan Penyeberangan Merak, dari 213 orang yang dievakuasi, 7 orang meninggal.

Ketujuh korban yang meninggal tersebut adalah Sri Nuraeni (35) dan Nazwa (9), keduanya warga Tangerang. Selain itu juga Maryono (35), warga Lampung Barat; Ruslani (69) dan Darnia (65), keduanya warga Mesuji Makmur, Lampung; dan Imas (45), warga Ranau, Lampung Barat. Turut menjadi korban meninggal adalah Salam Priyono, mualim I KMP Bahuga Jaya, warga Serang, Banten.

Kepala Kepolisian Daerah Lampung Brigadir Jenderal (Pol) Jodie Rooseto mengatakan, polisi mengamankan nakhoda dan awak kapal tanker Norgas Cathinka guna pemeriksaan penyebab tabrakan. Pemeriksaan akan dilakukan tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi.

”Para nakhoda dan awak kapal Norgas Cathinka diamankan di Pelabuhan Panjang. Namun, untuk memasuki tanker, perlu prosedur karena kapal itu berbendera Singapura,” ujarnya.

Polisi, kata Jodie, belum dapat memastikan pemicu terjadinya tabrakan. Ia hanya menyebutkan kondisi yang masih gelap diduga jadi faktor pemicu tabrakan.

Perusahaan pemilik kapal, Skaugen, dalam situs resminya menyatakan telah mengirim tim gerak cepat ke Selat Sunda. Tim itu dikirim dari Singapura oleh anak perusahaan Skaugen, yakni Norgas Carriers Private Limited.

Sebanyak 2 kapal perang, KRI Pati Unus-384 dan KRI Tenggiri-865, 1 kapal patroli keamanan laut, 2 unit Sea Raider, dan sejumlah perahu karet dari Brigade Infanteri 3 Marinir terlibat dalam tim SAR korban tenggelamnya KMP Bahuga Jaya.

Belasungkawa

Wakil Presiden Boediono meminta Kementerian Perhubungan mengoordinasikan proses evakuasi dan penyelidikan penyebab kecelakaan kapal yang menyebabkan 7 penumpang tewas dan 206 penumpang selamat tersebut.

”Wapres menyampaikan belasungkawa kepada semua korban kecelakaan dan berharap ke depan tidak terjadi lagi kecelakaan serupa,” kata Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat.

Persoalan keselamatan transportasi kapal, khususnya penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni, menurut Yopie, sudah menjadi perhatian Wapres. Beberapa kali rapat mengenai keselamatan di penyeberangan itu, juga peninjauan langsung ke lapangan, sudah dilakukan.

Dari Banjarmasin dilaporkan, polisi perairan Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan masih menyelidiki kasus putusnya tali tambat di galangan kapal PT Budi Karya Perkasa. Akibat peristiwa itu, 10 kapal tunda (tugboat) dan satu tongkang hanyut terbawa arus Sungai Martapura di Banjarmasin, Selasa dini hari.

(CAS/REK/IRE/WER/ETA/ONG/WHY/RYO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com