Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Akan Usulkan Protokol Antipenistaan Agama di PBB

Kompas.com - 22/09/2012, 17:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan akan mengusulkan perlunya protokol internasional antipenistaan agama guna mencegah konflik dan menjaga perdamaian dunia dalam Sidang Majelis Umum PBB di Amerika Serikat.

Dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (22/9/2012), sesaat sebelum bertolak ke New York, Amerika Serikat, Presiden menyatakan, usulan itu akan disampaikannya dalam sidang pembukaan Majelis Umum PBB di New York. Dalam kesempatan itu, Presiden akan menjadi pembicara dalam sesi debat umum sidang tersebut.

Presiden mengatakan, protokol internasional antipenistaan agama dibutuhkan guna mengantisipasi perkembangan negatif dewasa ini akibat munculnya aksi-aksi penistaan agama yang mendorong reaksi balik yang dapat mengakibatkan konflik dan ketegangan antarpemeluk agama bahkan antarperadaban.

"Indonesia memiliki kewajiban secara moral untuk menyampaikan pandangan-pandangan ajakan, bahkan barangkali juga ikut memikirkan sebuah protokol internasional bagaimana kita bisa mencegah atau menolak aksi atau inisiatif yang bisa dikategorikan sebagai penistaan agama, dari satu agama ke agama apapun," kata Presiden.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan ke AS kali ini juga akan membicarakan kelanjutan dari pembangunan masyarakat setelah program Sasaran Pembangunan Millenium (MDG’s) selesai pada 2015 nanti.

Presiden Yudhoyono dalam hal ini menjadi salah satu ketua bersama dengan Presiden Liberia dan PM Inggris akan mengadakan pertemuan pertama ’High Level Panel on the Post-2015 Development Agenda’ (panel tingkat tinggi untuk agenda pembangunan pasca 2015) yang beranggotakan 23 orang.

Sementara itu, Presiden akan melakukan kunjungan kerja ke AS mulai 22 September dan kembali ke tanah air pada 30 September mendatang. Presiden dalam kunjungannya tersebut, selain menghadiri Sidang Majelis Umum PBB dan panel tingkat tinggi untuk agenda pasca 2015, juga akan melakukan serangkaian pertemuan bilateral dan multilateral.

Diantaranya akan menghadiri Indonesia Investment Day yang diselenggarakan di New York Stock Exchange, melakukan pertemuan dengan sejumlah investor dan kalangan bisnis AS, juga akan menerima penghargaan dari AS-ASIAN Bussiness Council.

Presiden juga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah kepala negara di sela-sela pembukaan sidang majelis umum PBB tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com