Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Syiah Diberi Nasi Tidak Tanak

Kompas.com - 05/09/2012, 21:53 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

SAMPANG, KOMPAS.com - Berbagai kejanggalan mulai dialami pengungsi Syiah yang tinggal di gedung tenis indoor, Sampang, Jawa Timur. Tiga hari terakhir, nasi yang dikirim ke tempat pengungsi kerap datang terlambat. Bahkan, pernah sekali nasi yang diberikan ke pengungsi kurang matang alias tidak tanak.

Kondisi itu menyebabkan beberapa pengungsi mengeluhkan sakit perut. Hal itu dikatakan Iklil Al Milal, pengungsi yang dituakan pengungsi Syiah Sampang. Kepada Kompas.com, Rabu (5/9/2012) kakak kandung Tajul Muluk --pimpinan Syiah Sampang-- ini, menilai, pelayanan petugas Dinas Sosial Sampang kurang maksimal. Hari Senin kemarin, kiriman nasi datangnya terlambat dan agak mentah.

"Banyak pengungsi yang tidak mau makan karena takut sakit," kata Iklil. Tidak hanya itu, makan siang hari ini yang biasa sampai pukul 12.00, sampai pukul 13.00 masih belum tiba.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi Sampang Malik Amrullah membantah pihaknya mengirimkan nasi kurang matang ke pengungsi.

"Tidak benar jika nasinya pengungsi mentah karena kami selalu memantaunya setiap hari," katanya melalui sambungan ponselnya.

Diakuinya, jika ada keterlambatan pengiriman nasi ke pengungsian, itu terjadi tidak dalam waktu lama.

"Tadi siang memang agak terlambat. Setelah kami cek sopir yang biasa mengirimkan nasi sakit. Sehingga kami butuh mencari sopir lain," terang Malik.

Malik menegaskan, hal yang kecil seperti keterlambatan pengiriman makanan, agar tidak dibesar-besarkan oleh pengungsi.

"Kalau ada kekurangan jangan langsung bicara ke publik, tapi sampaikan saja ke kami agar kami bisa langsung mengevaluasi dan mengambil tindakan cepat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com