Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bengawan Solo Asin, Petani Lamongan Kelabakan

Kompas.com - 03/09/2012, 18:36 WIB

LAMONGAN, KOMPAS.com — Aliran air Bengawan Solo sejak 4 hari ini alami intrusi atau perembesan air laut ke lapisan tanah sehingga terjadi percampuran air laut dengan air tanah. Hal ini terjadi akibat air laut pasang cukup tinggi, pengaruh gaya tarik pasca-memasuki bulan purnama. Bahkan, air laut sudah masuk ke aliran Bengawan Solo hingga radius 30 km.

Debit air Bengawan Solo yang jauh berkurang mengakibatkan air laut yang sedang pasang itu masuk ke Bengawan Solo dengan mudah dan cepat. Kini areal pertanian di enam wilayah kecamatan untuk sementara tidak bisa memanfaatkan aliran air dari Bengawan Solo.

Padahal, saat ini petani sedang membutuhkan air untuk mengairi sawah dan tambak akibat musim kemarau.

Kepala Dinas Pengairan Djoko Purwanto dikonfirmasi Surya, Senin (3/9/2012) siang, membenarkan bahwa sejak empat hari lalu intrusi terjadi di aliran Bengawan Solo, meski kadarnya dinilai masih kecil, yakni kurang dari 5 per mil di perbatasan Plalangan, Kecamatan Kalitengah.

"Petani untuk sementara tidak boleh memanfaatkan air yang mengalami intrusi untuk kebutuhan pengairan sawah maupun tambak," ungkap Djoko.

Untuk memantau dan pengetatan pengawasan, Dinas Pengairan melalui UPT yang ada di Kecamatan Karangbinangun dan Karanggeneng aktif menggunakan alat pengukur kadar air. Ada tiga alat yang sekarang aktif dipakai untuk memantau kadar air Bengawan Solo. Pihaknya bekerja keras untuk mengendalikan kapan waktunya air itu bisa dimanfaatkan atau belum.

"Kalau memang hasil tesnya sudah nol, air itu baru boleh dimasukkan ke lahan pertanian. Tapi sampai detik ini belum bisa," tambah Djoko.

Untuk mengurangi kadar air yang masuk ke aliran Bengawan Solo atau menetralkannya, Dinas Pengairan sudah melakukan koordinasi dengan bendung gerak Babat Barrage untuk meningkatkan suplai air dan membuka pintu lebih luas lagi.

Upaya penggelontoran air Bengawan Solo dari Babat Barrage dinaikkan lebih besar, yakni 30 meter kubik per detik dari kondisi normal 15 meter kubik per detik. Selama pasang air lebih tinggi dan Bengawan Solo surut, pembukaan pintu di Babat Barrage harus tetap berjalan dengan debit yang tentunya lebih tinggi mengikuti perkembangan posisi air laut.   
"Memang tidak bisa stabil karena air Babat Barrage dibuka tergantung dari hulu, yaitu Waduk Wonogiri," ungkap Djoko.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com