Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris Bayu Berperan Membeli Pelat Nomor

Kompas.com - 02/09/2012, 20:08 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terduga teroris Solo bernama Bayu yang ditangkap hidup-hidup bukanlah otak dari aksi teror yang terjadi di Pos Pengamanan dan Pos Polisi di Solo. Ia berperan membeli pelat nomor palsu untuk kendaraan bermotor roda dua yang digunakan dalam melakukan aksi teror tersebut.

"Hasil pemeriksaan, Bayu bertugas membeli pelat nomor motor," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar melalui pesan singkat kepada wartawan, Minggu (2/9/2012).

Bayu tertangkap dalam keadaan hidup di Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012) malam. Berbeda dengan dua terduga lainnya yakni Farhan dan Mukhsin yang tewas dalam pernyergapan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Jl Veteran, Solo, di hari yang sama.

"Pada pukul 23.00 WIB, dilakukan penangkapan terhadap pelaku teror atas nama Bayu. Yang bersangkutan ditangkap di Karanganyar," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Anang Iskandar, Sabtu (1/9/2012).

Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo dalam keterangan persnya di Polres Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (1/9/2012), menyebutkan, ketiga orang tersebut adalah eksekutor aksi teror yang terjadi belakangan ini di Solo. Penyerangan terhadap pos polisi di Solo memang tiga kali terjadi dalam kurun waktu sebulan.

Dalam setiap aksi teror tersebut pelaku diketahui selalu menggunakan sepeda motor. Pertama terjadi aksi penembakan di Pospam Simpang Gemblengan, Jumat (17/8/2012).

Kedua, di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (18/8/2012). Pada kejadian tersebut, dua polisi terluka. Kemudian, kembali terjadi di Pos Polisi Singosaren, Jalan Rajiman, Serengan, Solo, Kamis (30/8/2012) yang menewaskan seorang anggota kepolisian Bripka Dwi Data Subekti.

Dua terduga teroris yang tewas saat penangkapan tersebut diketahui bernama Farhan dan Mukhsin. Keduanya masih berusia 19 tahun. Kepolisian mengatakan keduanya merupakan jaringan dari Filipina yang pernah menjalani pelatihan militer bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf, grup di Mindanao, Filipina.

Dalam penggerebekan ini, seorang anggota Densus 88 Anti Teror Polri bernama Bripka Suherman juga tewas tertembak dan telah dimakamkan Minggu (2/9/2012). Polri kemudian menganugerahi kenaikan satu pangkat menjadi Briptu Anumerta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

    KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

    Nasional
    Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

    Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

    Nasional
    Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

    Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

    Nasional
    Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

    Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

    Nasional
    Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

    Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

    Nasional
    Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

    Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

    Nasional
    Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

    Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

    Nasional
    Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

    Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

    Nasional
    Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

    Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

    Nasional
    Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

    Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

    Nasional
    Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

    Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

    Nasional
    Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

    Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

    Nasional
    ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

    ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

    Nasional
    Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

    Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

    Nasional
    Reformasi yang Semakin Setengah Hati

    Reformasi yang Semakin Setengah Hati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com