Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Nasdem Tak Ambil Manfaat dari Imbas Putusan MK

Kompas.com - 30/08/2012, 16:49 WIB
Sidik Pramono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Dengan kesadaran sebagai partai politik baru, Partai Nasdem mengajukan permohonan uji materi agar seluruh parpol untuk dapat menjadi peserta Pemilu 2014 harus menempuh proses verifikasi.

Bagi Partai Nasdem, ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 mengenai Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang menjamin kepesertaan pemilu bagi parpol yang memiliki kursi di DPR adalah suatu pengaturan yang melahirkan atmosfir unfair dalam proses kontestasi pemilu.

"Jadi, permohonan yang diajukan Partai Nasdem ke MK (Mahkamah Konstitusi) sama sekali bukan supaya Nasdem mendapat manfaat. Sekali lagi, ini menjadi bagian dari upaya menata dan penguatan sistem kepartaian kita," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Ferry Mursyidan Baldan, Kamis (30/8/2012) di Jakarta.

Seperti diberitakan, pada Rabu (29/8/2012), MK memutuskan permohonan pengujian atas UU Nomor 8 Tahun 2012. Seluruh parpol, memiliki kursi di DPR ataukah tidak, mesti mengikuti verifikasi untuk menjadi peserta Pemilu 2014. Selain itu, ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 3,5 persen dinyatakan hanya berlaku untuk pemilu anggota DPR, tidak untuk pemilu anggota DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

Menurut Ferry, pengajuan permohonan uji materi ke MK tersebut didasarkan pada adanya perubahan persyaratan untuk dapat ikut pemilu, sebagaimana tertuang dalam UU No 8 Tahun 2012, yang berbeda dengan pengaturan dalam UU No 10 Tahun 2008.

"Jika saja tidak ada perubahan tersebut, mungkin Partai Nasdem tidak akan mengajukan uji materi," ujar Ferry.

Ia menyatakan, pengajuan yang dilakukan Partai Nasdem lebih pada kehendak untuk menjadi bagian yang menata proses demokrasi di Indonesia, bukan dalam konteks "manfaat" yang diraih. Apapun putusan MK terhadap permohonan uji materi yang disampaikan, Partai Nasdem toh tetap harus menjalani proses verifikasi untuk dapat menjadi peserta Pemilu 2014.

"Artinya, MK mengabulkan permohonan, Partai Nasdem harus menjalani proses verifikasi. MK menolak permohonan pun, Partai Nasdem harus menjalani proses verifikasi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com