Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Remehkan Bagian "Terhina" dari Rumah Anda

Kompas.com - 16/08/2012, 10:44 WIB

KOMPAS.com - Tentu menyenangkan memiliki rumah baru. Kemungkinan besar, Anda segera sibuk memilih berbagai macam pilihan dekorasi untuk rumah baru ini. Namun, apakah Anda sudah cukup memperhatikan unsur-unsur yang lebih penting?

Unsur lebih penting, bukan berarti lebih menarik. Bahkan, unsur-unsur penting di dalam rumah Anda dapat Anda pandang "hina".

Salah satu unsur penting itu adalah sanitasi. Lebih spesifik lagi, septic tank. Septic tank adalah tempat untuk membuang kotoran dari WC rumah Anda. Tahukah Anda, ada ketentuan tersendiri mengenai penempatan septic tank?

Cara kerja septic tank

Sebelum sampai ke pemasangan atau penempatan septic tank, ada baiknya Anda mengetahui cara kerja septic tank di rumah Anda. Ada dua sistem dalam sebuah septic tank, yaitu sistem pasif dan sistem aktif.

Kebanyakan rumah menggunakan sistem pasif. Komponen yang ada di dalamnya adalah pipa inlet yang membawa air limbah dari rumah ke dalam septic tank, septic tank itu sendiri, dan komponen penyerap.

Air limbah dapat mengalir karena adanya tekanan gravitasi. Ketika sebuah toilet disiram dari rumah, air pembuangan mengalir dari rumah ke pipa inlet, lalu masuk ke dalam bagian penyerapan, akhirnya akan terserap ke tanah setelah disaring.

Di dalamnya, septic tank berisi mikro organisme hidup yang bernama bakteri anaerobik. Jumlah bakteri anaerobik sangat bergantung pada jumlah limbah padat yang ada dalam air limbah. Limbah padat ini adalah sumber makanan dari bakteri. Maka dari itu, jika jumlah limbah atau kotoran yang masuk ke septic tank sedikit, maka jumlah bakteri tersebut juga sedikit.

Septic tank dirancang untuk menjaga jumlah minimal air yang ada di dalamnya agar bakteri anaerobik tetap ada sepanjang waktu. Selama periode ini, bakteri anaerobik memecah materi organik di dalam air limbah. Ia mengurangi kekuatannya sampai 40 persen.

Namun, karena penggunaan air bervariasi, lamanya waktu yang dibutuhkan juga bervariasi. Ketika air limbah mencapai outlet tangki, limbah yang telah mengalami proses belum sempurna ini mengalir keluar ke wilayah kuras. Di wilayah ini, sebagian bakteri anaerobik akan melengkapi perlakuannya terhadap air limbah, menghancurkan lebih banyak material organik yang tersisa sebelum diserap ke air tanah.

Standar

Ada standar dalam instalasi septic tank. Standar ini mencangkup sistem, ukuran, dan prosedur pembuatannya. Dalam SNI, ukuran dimensi septic tank yang diperlukan sebuah rumah tergantung dari jumlah penghuni rumah.

Untuk rumah dengan lima penghuni, dibutuhkan paling tidak sebuah septic tank dengan volume ruang basah 1,2 meter kubik, ruang lumpur 0,45 meter kubik, dan ruang ambang batas bebas 0,4 meter kubik. Dimensi ukuran panjang, lebar, serta tingginya 1,6 meter, 0,8 meter, dan 1,6 meter. Dengan ukuran ini, paling tidak septic tank dapat bertahan selama tiga tahun tanpa pengurasan.

Anda pun sebaiknya mencermati kekuatan tangki septic tank Anda. Tangki harus kuat terhadap asam dan kedap air.

Rembesan dari tangki dapat menimbulkan pencematan lingkungan. Bahan tangki yang dapat Anda pilih adalah batu kali, bata merah, batako, atau beton. Bisa juga menggunakan tangki dari keramik, PVC, plastik, atau besi.

Jarak tangki septic tank dengan bangunan rumah Anda atau sumur juga memiliki ketentuan tersendiri. Jarak tangki ke bangunan 1,5 meter, sedangkan jarak tangki ke sumur air bersih 10 meter. Selain itu Anda membutuhkan 5 meter jarak tangki ke sumur resapan air hujan.

Septic tank berstandar Indonesia terdapat bak pembagi di dalamnya. Jadi, tidak seperti septic tank biasa, air kotor tidak langsung dibuang ke saluran pembuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com