Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bubur Banjar, Ketulusan yang Rekatkan Persatuan

Kompas.com - 06/08/2012, 10:24 WIB

KOMPAS.com - Subadi (45) memijat pelan tangan kirinya yang dipenuhi bilur-bilur merah, bekas kerokan. Mengerok lengan ia lakukan untuk mengurangi rasa capek, setelah dua minggu bersama lima rekannya membuat bubur gurih yang disebut bubur banjar. Tradisi pembuatan bubur banjar sebagai menu buka puasa di Masjid Darussalam, Solo, Jawa Tengah, sudah dimulai sejak tahun 1930.

Setiap hari tidak kurang dari 40 kilogram (kg) beras diolah menjadi bubur. Selama 2,5 jam pertama sejak dimasukkan ke dalam air dalam dandang setinggi 1 meter, beras harus terus diaduk agar tidak gosong dan berbau sangit. Subadi bergantian dengan rekannya mengaduk dengan bilah kayu panjang. Membuat bubur sudah dimulai selepas shalat dzuhur dan selesai menjelang ashar.

Subadi membantu pembuatan bubur ini sejak tahun 1988, kala ia masih duduk di bangku SMP. Saat itu, sebagai anak muda yang masih bertenaga kuat, ia merasa memiliki kewajiban membantu para tetua yang membuat bubur.

Selain Subadi, ada kaum ibu yang setia mengupas bumbu dapur, seperti bawang putih, bawang bombai, bawang merah, daun bawang, kunyit, laos, dan wortel. Ada pula yang menumbuk rempah, seperti lada, adas, kapulaga, jintan, ketumbar, kemiri, serai, jahe, dan pala.

Ada pula yang membuat kaldu dari rebusan daging sapi dan memarut kelapa untuk dijadikan santan. Semua berbekal ketulusan, karena sukarela dan tak dibayar. Racikan bumbu dimasukkan dalam dandang berisi beras.

”Jika ada sisa anggaran, pasti kami berikan untuk mereka yang membantu membuat bubur ini. Namun, pada dasarnya mereka bekerja sukarela,” kata Ketua Takmir Masjid Darussalam HM Rosyidi Muhdor (66).

Menurut Rosyidi, anggaran pembuatan bubur banjar selama bulan Ramadhan ini mencapai Rp 40 juta. Angka ini belum termasuk biaya gas dan bumbu sebesar Rp 550.000 per hari. Setiap pembuatan bubur banjar menghabiskan dana Rp 1,5 juta per hari.

”Alhamdulillah, banyak donatur yang ingin menyumbang. Ada yang memberikan beras, kurma, atau dalam bentuk uang. Selain dari jemaah di sini, juga dari dermawan lain yang simpati dengan kegiatan ini,” kata Rosyidi di Solo, pekan lalu.

Dari berbagai daerah

Masjid Darussalam menyajikan kurma, bubur, dan kopi susu untuk menu buka puasa. Dari 900 porsi yang dihasilkan dari 40 kg beras, 700 porsi dibagikan kepada masyarakat yang datang selepas ashar dengan membawa mangkuk, rantang, kotak plastik, hingga termos nasi. Mereka tidak hanya dari lingkungan sekitar, namun juga dari daerah lain, seperti Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, dan Karanganyar.

Dita (23), warga Kecamatan Laweyan, Solo, mengaku sudah sejak kecil mencicipi bubur banjar yang dibawa sang kakek yang memiliki darah Banjar dan kerap mengunjungi rekannya di sekitar Masjid Darussalam.

”Rasanya khas, enak, dan hanya ada di bulan puasa. Karena itu, saya selalu menyempatkan datang ke sini meminta bubur,” kata Dita, yang petang itu bisa membawa tiga kotak plastik berisi bubur.

Bubur banjar rasanya gurih, karena selain menggunakan kaldu dari daging dan tulang sapi, juga diberi santan, susu, dan minyak samin. Bubur ini aroma dan rasanya juga hangat karena memakai aneka rempah. Tidak heran, jika banyak orang ketagihan setelah mencicipi bubur ini.

Sifat bubur yang cair juga membuat perut tidak kaget, namun cukup memberikan rasa kenyang sebagai bekal melaksanakan ibadah shalat maghrib, isya, dan mengikuti tarawih.

”Awalnya buka puasa dengan bubur banjar ini hanya sekadar acara internal jemaah masjid sini. Namun seiring waktu, semakin disukai masyarakat. Sejak tahun 1985 kami mulai membagikan bubur kepada masyarakat. Memberikan makan kepada orang yang berpuasa itu pahalanya seperti orang yang berpuasa,” kata Rosyidi lagi.

Selain untuk membantu orang yang berpuasa agar bisa berbuka dengan segera, bubur banjar juga menjadi pengikat kerukunan bagi warga sekitar. Menjelang maghrib, masjid ini selalu didatangi lebih dari 200 orang yang ingin berbuka.

Mereka selain warga sekitar, juga sebagian adalah musafir. Mereka menikmati gurih dan hangatnya bubur banjar, sehangat ketulusan yang berpadu dalam bubur dan bumbu di dalamnya, dari pembuat bubur serta penderma yang menyumbangkan uangnya.

Masjid Darussalam berdiri tahun 1965. Semula berupa langgar yang dibangun tahun 1910.

Masjid di Kampung Jayengan Tengah, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo, ini dibangun oleh perantau asal Kalimantan yang berdagang emas dan berlian di Solo. Seiring waktu, mereka menikah dengan warga setempat dan terjadi percampuran dengan warga Jawa dan lainnya. (Sri Rejeki)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Periksa Mahasiswa Soal Dugaan Pihak yang Amankan Harun Masiku

    KPK Periksa Mahasiswa Soal Dugaan Pihak yang Amankan Harun Masiku

    Nasional
    Dampingi SYL di Penyidikan, Febri Diansyah Akui Terima Rp 3,1 Miliar

    Dampingi SYL di Penyidikan, Febri Diansyah Akui Terima Rp 3,1 Miliar

    Nasional
    Basuki Yakin Investor Tak Kabur Usai Kepala Otorita IKN Mundur

    Basuki Yakin Investor Tak Kabur Usai Kepala Otorita IKN Mundur

    Nasional
    Survei Litbang “Kompas”: 47,7 Persen Pendukung Prabowo-Gibran Anggap Penambahan Kementerian untuk Bagi-bagi Kekuasaan

    Survei Litbang “Kompas”: 47,7 Persen Pendukung Prabowo-Gibran Anggap Penambahan Kementerian untuk Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Profil Dhony Rahajoe, Mundur dari Wakil Kepala Otorita IKN, Kini Komisaris Utama PP

    Profil Dhony Rahajoe, Mundur dari Wakil Kepala Otorita IKN, Kini Komisaris Utama PP

    Nasional
    Setelah Mundur sebagai Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono Dapat Tugas Baru dari Jokowi

    Setelah Mundur sebagai Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono Dapat Tugas Baru dari Jokowi

    Nasional
    TNI AL Tugaskan KRI RE Martadinata-331 untuk Latma Rimpac di Hawaii

    TNI AL Tugaskan KRI RE Martadinata-331 untuk Latma Rimpac di Hawaii

    Nasional
    Jokowi Minta Basuki-Raja Juli Antoni Jamin Pembangunan IKN Tetap Cepat

    Jokowi Minta Basuki-Raja Juli Antoni Jamin Pembangunan IKN Tetap Cepat

    Nasional
    Basuki Sebut Rencana Jokowi Berkantor di IKN Tetap 'On Schedule' meski Kepala Otorita Mundur

    Basuki Sebut Rencana Jokowi Berkantor di IKN Tetap "On Schedule" meski Kepala Otorita Mundur

    Nasional
    Basuki Bantah Kepala Otorita IKN Mundur karena Upacara 17 Agustus

    Basuki Bantah Kepala Otorita IKN Mundur karena Upacara 17 Agustus

    Nasional
    SYL Tilap Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan hingga 50 Persen

    SYL Tilap Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan hingga 50 Persen

    Nasional
    Profil Bambang Susantono, 2 Tahun Jabat Kepala Otorita IKN

    Profil Bambang Susantono, 2 Tahun Jabat Kepala Otorita IKN

    Nasional
    Sempat Jadi Pengacara SYL, Febri Diansyah Dapat Uang Honor Rp 800 Juta

    Sempat Jadi Pengacara SYL, Febri Diansyah Dapat Uang Honor Rp 800 Juta

    Nasional
    Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

    Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

    Nasional
    Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak sampai Desember

    Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak sampai Desember

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com