Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Macet di Sekitar Pasar Tumpah

Kompas.com - 22/07/2012, 02:59 WIB

Jakarta, Kompas - Selama bulan Ramadhan, warga perlu mewaspadai kemacetan di sejumlah lokasi pasar tumpah. Kemacetan diperkirakan terjadi menjelang waktu berbuka puasa. Kepolisian Daerah Polda Metro Jaya memetakan, setidaknya ada 12 pasar tumpah di Jakarta.

Pasar tumpah ini akan menyebabkan sebagian badan jalan menyempit karena digunakan pedagang untuk menjajakan makanan berbuka puasa (takjil). Akibatnya, ruas-ruas jalan menjadi rawan macet.

Di Jakarta Pusat, pasar tumpah terdapat di Bendungan Hilir, Haji Ung Kemayoran, Pasar Genjing, Pasar Tanah Abang, dan simpang lima arah Rivoli, Senen. Adapun di Jakarta Selatan di Pasar Cipulir, Pasar Minggu, dan Pasar Pondok Labu.

Di Jakarta Timur, pasar tumpah tersebar di area Pasar Gembrong, Pasar Kramatjati, dan depan Stasiun Jatinegara, sedangkan di Jakarta Barat di Jalan Panjang, Kebon Jeruk.

Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar Agung Budi Maryoto, Sabtu (21/7), mengatakan, pemetaan 12 titik rawan pasar tumpah itu dihimpun dari setiap polres. Dari lima wilayah kota, hanya Jakarta Utara yang tak memiliki kerawanan cukup tinggi.

”Kami telah menginstruksikan setiap polres menerjunkan personel ke lapangan, mengatur lalu lintas, mengantisipasi kemacetan parah,” katanya.

Pantauan Kompas, kemacetan memang terjadi di depan Pasar Gembrong arah Casablanca-Pondok Bambu. Pedagang mainan dan karpet menggunakan sebagian badan jalan untuk berdagang.

Di Bendungan Hilir, antrean kendaraan terjadi menjelang pasar, baik dari Pejompongan maupun Sudirman. Para pembeli yang menyerbu pasar meluber hingga ke jalan. Selain itu, kendaraan yang masuk-keluar atau parkir hingga ke jalan juga menyebabkan kemacetan. Belum lagi bemo yang mangkal sambil mencari penumpang.

”Kalau hari kerja bisa lebih macet lagi karena jumlah kendaraan sangat banyak,” ujar Udin, salah seorang penjaja makanan.

Di Jakarta Utara, meski dianggap relatif aman dari pasar tumpah, kemacetan tetap tak terelakkan di sejumlah ruas jalan di kawasan permukiman, seperti Koja. Tak sedikit warga menggelar meja di ujung jalan menjajakan makanan.

Pemprov tak punya data

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, dan Perdagangan DKI Jakarta Ratna Ningsih mengakui, pasar tumpah atau pasar kaget di Jakarta selalu terjadi pada bulan Ramadhan.

”Sifatnya memang sementara, jangan sampai menetap karena nanti akan mengganggu ketertiban,” kata Ratna.

Pihaknya tidak mempunyai data jumlah pasar kaget setiap bulan puasa. Namun, pihaknya telah membicarakan masalah ini bersama Asisten Perekonomian DKI dan institusi terkait.

Sebenarnya, lanjut Ratna, pihaknya juga sudah menyediakan lokasi sementara dan binaan bagi pedagang kaki lima (PKL). Namun, ketika sudah masuk, tumbuh lagi PKL lain. 

Perlu kreativitas

Pakar tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, berpendapat, perlu ada kreativitas pemerintah daerah untuk mewadahi fenomena pasar tumpah.

”Ramadhan dan Lebaran selalu diwarnai munculnya pedagang musiman seiring tingkat konsumsi yang tinggi. Makanya, perlu ada kreativitas pemerintah daerah untuk mewadahi fenomena ini. Jika tidak, pasar tumpah akan menjadi masalah,” kata Yayat.

Pasar tumpah tidak akan menjadi masalah, lanjutnya, jika pedagang musiman sudah bisa diwadahi pemerintah daerah.

Ia mencontohkan, Pemerintah Kota Medan sudah bertahun-tahun membuka Ramadhan Fair di sekitar Masjid Al Mahsun. Pemerintah setempat mewadahi pedagang kuliner hingga pakaian. Saat pasar beroperasi, akses jalan ditutup untuk segala jenis kendaraan bermotor. Hal sama dilakukan Pemerintah Kota Jambi dan Bandung.

Yayat berharap model seperti ini juga diterapkan di Jakarta sehingga pedagang musiman dapat menikmati usahanya dan mobilitas warga tidak terganggu. (MDN/RTS/ART/NDY/ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com