PASURUAN, KOMPAS.com — Hari Widiyanto, warga Kecamatan Gading, Kota Pasuruan, Jawa Timur, bersama anggota keluarganya menolak aksi pengumpulan koin untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan cara mengamen keliling kota, Selasa (3/7/2012). Dia menilai aksi keprihatinan itu sama halnya melecehkan dan melemahkan institusi negara.
"Lha, buat apa kita bayar pajak, kalau hanya pembangunan gedung KPK harus menerima sumbangan," jelas Hari Widiyanto.
Saat mengamen di Alun-alun Kota Pasuruan, Hari bersama istrinya Nurul Khoriyah serta tiga anaknya mengamen dengan menyanyikan sejumlah syair yang bertema KPK.
Salah satunya berjudul "Koin KPK" yang di dalamnya tertulis "Percuma ada penggalangan dana, cari sumbangan untuk gedung KPK. Padahal tinggal dianggarkan saja, tapi kenapa DPR tak merestuinya".
"Jadi tidak perlu warga harus warga mengumpulkan koin, batu, dan semen. KPK kan lembaga resmi penegak hukum, harusnya itu segera direstui DPR selaku lembaga penganggaran," tegasnya.
Selain mengamen keliling kota, mereka juga mengajak untuk menolak pengumpulan koin KPK dari pintu ke pintu sekitar kampungnya, Jalan Hasanuddin, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Gadingrejo.
"Ya semoga saja sesama institusi pemerintah itu tentu harus saling dukung. Tidak seperti itu, masak saling jegal-menjegal, malu-maluin," tuntasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.