Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahirkan Nelayan Generasi Baru

Kompas.com - 18/06/2012, 03:10 WIB

Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja menuturkan, pendidikan di SUPM yang di bawah tanggung jawab Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini berorientasi membentuk lulusan yang terampil, kompeten, dan profesional di bidang perikanan. Ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi agar lulusan dapat memenuhi kebutuhan kerja di industri atau mengembangkan wirausaha. ”Banyak lulusan kami bekerja di perusahaan perikanan luar negeri, seperti Jepang, Taiwan, Korea, Spanyol, dan Australia,” ujarnya.

Setiap tahun, kata Suharyanto, paling tidak ada 60-70 lulusan program keahlian nautika perikanan laut dan teknika perikanan laut dikirim untuk praktik lapangan dan bekerja di Jepang. Dalam dua tahun, siswa atau lulusan bisa membawa pulang uang Rp 150 juta-200 juta. Hampir 70 persen lulusan terserap ke industri. Kebutuhan industri setiap tahun bertambah dan permintaan akan lulusan selalu naik. Setiap tahun sekolah ini hanya menerima 165-200 siswa. ”Sekolah ini gratis dan sistemnya asrama,” kata Suharyanto.

Hampir 70 persen posisi operator perikanan dan anak buah kapal di Jepang dan Korea diisi orang Indonesia. Di sisi lain, sekolah bidang kelautan dan perikanan Indonesia hanya 167 sekolah, sembilan di antaranya dikelola KKP, termasuk Tegal. Sisanya di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Sjarief berencana menambah daya tampung sekolah ini menjadi 700 siswa.

Meski banyak tawaran ke luar negeri, siswa disiapkan untuk mengisi kebutuhan dalam negeri. Pengiriman lulusan untuk bekerja ke luar negeri hanya strategi mendapatkan pengalaman dan kesempatan magang. Setelah kembali, siswa diharapkan menjadi nelayan generasi baru yang mengenal teknologi dan budaya kerja di kapal asing.

Sayangnya, kata Sjarief, banyak lulusan kembali dari bekerja di luar negeri tidak menggeluti bidang perikanan. Banyak yang memilih bidang usaha lain atau bekerja di industri lain. Pihaknya kini mengumpulkan para lulusan yang pulang dari luar negeri. ”Kami akan buka tempat pelatihan pascapraktik kerja dari luar negeri,” ujarnya.

Tertua

SUPM-N Tegal yang didirikan tahun 1962 oleh Departemen Pertanian merupakan sekolah tertua dari sembilan SUPM-N di Indonesia. Sekolah lain ada di Aceh, Lampung, Bone, Pontianak, Kupang, Ambon, Pariaman, dan Sorong.

SUPM-N Tegal kini memiliki empat program keahlian, yakni nautika perikanan laut, teknika perikanan laut, teknologi budidaya perikanan, dan teknologi pengolahan hasil perikanan.

Pada awalnya, tujuan sekolah untuk menghasilkan tenaga teknis perikanan untuk mengatasi kebutuhan pegawai perikanan di instansi pemerintah. Tahun 1970-1984 ketika pengembangan perikanan laut diarahkan ke perikanan industri, mayoritas lulusan direkrut menjadi tenaga teknisi dek dan mesin kapal pada kapal penangkap ikan yang beroperasi di perairan Indonesia timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com