JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kepolisian untuk bekerja cepat dalam menuntaskan kasus penembakan di Papua dan Papua Barat. Kepolisian harus mampu menangkap, memproses, dan mengadili para pelaku penembakan.
"Saat ini masih dalam proses pengejaran. Tetapi situasi dan kondisi geografis Papua tidak terlalu mudah untuk melakukan pengejaran," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (7/6/2012).
Julian berharap masyarakat Papua dan Papua Barat tidak terprovokasi pihak-pihak yang menginginkan adanya instabilitas di wilayah tersebut. Julian menyebut pelaku penembakan sebagai oknum.
"Mereka telah melakukan aksi teror sementara dalam skala kecil," sambungnya.
Rangkaian teror dan kekerasan yang memakan korban jiwa terus berulang di Papua. Peristiwa kejahatan itu, antara lain, berupa teror penembakan dan pembunuhan.
Sejak awal 2012 sampai sekarang telah terjadi 18 kasus yang menewaskan 16 orang, baik warga sipil maupun aparat keamanan. Peristiwa terakhir terjadi pada Rabu (6/6/2012) sekitar pukul 21.00 WIT.
Arwan, pegawai negeri sipil di lingkungan Kodam XII Candrawasih, tewas tertembak oleh orang tidak dikenal. Lokasi penembakan tidak jauh dari Kantor Wali Kota Jayapura saat korban berjalan kaki menuju rumahnya. Korban tewas dengan luka tembak pada bagian leher.
Pada Rabu pukul 12.30 WIT, Pratu Ahmad Ruslan, anggota Yonif 756, juga tewas dikeroyok dan ditusuk warga di kawasan Honai Lama, Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Kasus ini berawal dari kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Pratu Ahmad Ruslan dan rekannya, Pratu Saifudin. Kendaraan yang mereka kendarai menyerempet warga. Hal itu memicu kemarahan warga. Pratu Saifudin kritis karena luka tusukan di dada kanan.
Selasa malam, orang tak dikenal menembak satu anggota TNI dan dua warga sipil di dekat kantor pemerintahan daerah di Jayapura, Papua. Dihubungi kemarin di Jakarta, Kepala Divisi Humas Kepolisian Negara RI Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan, anggota TNI yang ditembak adalah Pratu Frengky Kung (24) serta dua warga sipil, yaitu Ikbal Rivai (22) dan Hardi Jayanto (22).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.