MANADO, KOMPAS.com — Antrean pembeli bahan bakar minyak (BBM) terlihat hampir di semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Manado, Sulawesi Utara, Rabu (30/5/2012) petang. Di beberapa ruas jalan, antrean bahkan memacetkan arus lalu lintas.
Panjang antrean di SPBU Tikala terpantau mencapai ratusan meter. Mobil umum dan mobil pribadi tampak mengular hingga ke Kantor Wali Kota Manado. Hal sama terjadi di SPBU Paal Dua, yang memacetkan arus lalu lintas menuju Pasar Paal Dua.
Didi Pangkey, sopir angkutan kota, meminta Pertamina menambah jatah BBM di daerahnya. "Antrean terjadi karena bensin dan solar selalu habis. Kalau barangnya ada, tidak mungkin antrean seperti ini," katanya.
Antrean kendaraan di sejumlah SPBU sudah terjadi sepekan belakangan ini. "Antrean di setiap SPBU bukti kegagalan pemerintah dalam program menyejahterakan rakyat. Kenapa harus membatasi BBM?" kata Ronny Timbuleng, sopir angkutan umum.
Manager Pemasaran Pertamina Manado Kristanto mengatakan, pihaknya terkendala dengan keterbatasan armada dan kapasitas penampung di SPBU. Selain itu, konsumsi BBM bersubsidi telah naik melebihi kuota.
"Kami curiga telah terjadi penimbunan dan penjualan ilegal bensin di luar ketentuan," kata Kristanto, yang menyebut maraknya penjualan bensin melalui "Pertamini" di seluruh wilayah Sulawesi Utara.
Sebutan "Pertamini" adalah kios bensin yang menjual bensin Rp 6.000 per liter. Di Manado terdapat hampir seribu "Pertamini".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.