Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengeboran Gunung Padang Tetap Dilaksanakan

Kompas.com - 22/05/2012, 06:32 WIB

CIANJUR, KOMPAS.com--Meskipun mendapat ancaman dan larangan dari berbagai kalangan di Cianjur, Jabar, pengeboran di situs megalith Gunung Padang, Senin, tetap dilakukan oleh Andi Arief.

Belum ada keterangan resmi dari tim yang telah bekerja sejak beberapa hari terakhir terkait izin dan kejelasan serta tujuan dari penelitian yang ditakutkan berbagai kalangan akan merusak situs tertua di Indonesia itu.

Ketua Paguyuban Pasundan Cianjur, Abah Ruskawan, pertamakali menentang kegiatan tersebut, berencana menjegal kegiatan staf khusus presiden bagian bencana alam itu dengan menggelar aksi unjuk rasa.

"Tuntutan yang pernah kami sampaikan hingga saat ini, belum dilakukan. Bahkan tim dengan beraninya telah membuat kotak-kotak seperti lahan sawah baru yang tidak jelas akan dibuat apa dibagian atas situs," katanya.

Dia menuturkan, tidak adanya izin resmi serta penolakan dari masyarakat adat dan budaya di Gunung Padang, seharusnya, menjadi perhatian staf khusus tersebut. Pasalnya ungkap dia, kegiatan penelitian dengan dalih bencana alam jelas-jelas akan merusak situs.

"Ada undang-undang yang mengatur tentang situs tersebut. Setiap kegiatan yang dapat merusak keberadaan situs tersebut, dapat dikenakan sanksi. Ini jelas pengeboran yang dilakukan akan merusak, karena sebelumnya tidak ada penelitian," tambahnya.

Sementara itu Kordinator Walhi perwakilan Cianjur, Eko Wiwit, mengatakan, pihaknya akan meminta kejelasan dari tim Andi Arief, terkait maksud dan tujuan dari penelitian tersebut, serta ekspose secara menyeluruh, rencana dan hasil akhir dari penenlitian.

"Sekrusial apakah penenlitian ini dilakukan, padahal akan lebih penting lagi, kalau peneliti itu, memfokuskan pada persoalan sosial ketahanan pangan atau tentanga Sumber Daya Alam, yang bisa langsung dirasakan secara ekonomi oleh masyarakat," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya tidak anti terhadap penelitian, namun harapanya ada kejelasan dari semua perencanaan, izin admistrasi dari pihak terkait seperti Amdal serta menghormati adat istiadat masyarakat Gunung Padang.

"Saat ini, teman-teman melalui telepon dan SMS serta inbok dijejaring social kami, menyatakan siap turun ke Gunung Padang untuk menjegal kegiatan yang dilakukan staf khusus kepresidenan yang dinilai akan merusak situs," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com