Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Krisis Solar

Kompas.com - 22/05/2012, 04:12 WIB

CILACAP, KOMPAS - Nelayan di perairan selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, gagal memanfaatkan musim angin timur sebagai masa panen ikan. Harapan nelayan untuk menangkap ikan sebanyak-banyaknya pada April-Mei bakal berlalu karena kesulitan mendapatkan solar.

Stasiun pengisian bahan bakar bunker (SPBB) setempat tak lagi melayani pembelian bahan bakar minyak. Situasi itu terjadi menyusul habisnya jatah solar bagi nelayan Cilacap untuk Mei ini.

Ketua Kelompok Nelayan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC) Sri Gito, Senin (21/5), mengatakan, biasanya, bulan April-Mei, saat angin timur berembus, nelayan menangkap banyak ikan. Namun, kini, sekitar 22.000 perahu berukuran kecil dan sedang di Cilacap tidak mendapatkan solar dari SPBB Minarahardja yang dikelola KUD Mino Saroyo.

”Mulai Senin ini (kemarin), SPBB tutup, tidak ada pelayanan pembelian solar untuk kapal kecil, sedang, dan besar,” keluhnya.

Dia menuturkan, habisnya stok solar bagi nelayan Cilacap adalah yang kedua kali, sebelumnya terjadi pada April silam. Pada April lalu, nelayan sampai harus menutup perairan internasional di dekat Dermaga Pertamina Cilacap sebagai bentuk protes akibat habisnya stok solar nelayan.

Data PPSC menunjukkan, hasil tangkapan nelayan yang masuk ke PPSC rata-rata pada selama musim panen ikan mencapai 30-45 ton per hari. Padahal, pada kondisi biasa hanya 10-15 ton per hari.

Kasirun (43), nelayan Pantai Teluk Penyu, Cilacap mengaku, saat melaut pada musim panen ini, dia biasanya mendapat berbagai jenis ikan hingga 15 kilogram. ”Pendapatan bisa mencapai Rp 750.000-Rp 1 juta sekali melaut. Jauh lebih besar dari kondisi biasa,” tuturnya.

Ketua KUD Mino Saroyo Untung Jayanto membenarkan SPBB yang dikelola KUD sudah ditutup sejak Senin kemarin akibat jatahnya habis. Menurut dia, SPBB Minahardja hanya dijatah sebanyak 832 kiloliter untuk bulan Mei.

Dia mengungkapkan, habisnya stok solar sama seperti yang terjadi April lalu. Waktu itu, kuota untuk April juga tidak mampu mencukupi kebutuhan nelayan sampai akhir bulan. Namun, Pertamina kemudian memberikan tambahan jatah untuk April sebanyak 152 kiloliter.

Untung berjanji akan mengajukan tambahan pasokan untuk bulan Mei.

Ketua II Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Indon Cahyono mendesak Pertamina menghitung ulang kebutuhan solar bagi seluruh nelayan Cilacap yang berjumlah 33.000 orang. Jangan sampai, kasus stok solar nelayan yang habis terus berulang.

Sementara itu, nelayan di Teluk Tomini, Gorontalo, saat ini tidak melaut karena gelombang tinggi yang mencapai 3,5 meter. Mereka khawatir perahu yang biasa dipakai terbalik dihantam gelombang tinggi. (GRE/APO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com