Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalbar Tolak Unggas dari Luar Daerah

Kompas.com - 07/05/2012, 03:06 WIB

PONTIANAK, KOMPAS - Provinsi Kalimantan Barat belum mencabut larangan masuk untuk unggas dari luar daerah. Ini dilakukan guna melindungi peternakan dari serangan flu burung di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar Abdul Manaf Mustafa, Minggu (6/5), mengatakan, larangan diberlakukan saat flu burung menyerang beberapa daerah di Indonesia beberapa waktu lalu. Kendati flu burung tidak lagi marak, Kalbar belum mencabut larangan itu karena tidak ingin lengah.

”Larangan masuknya unggas dari luar daerah menjadi solusi untuk melindungi peternakan di Kalbar karena sulit mendeteksi keberadaan virus flu burung. Kalau peternakan sudah terserang flu burung, cara mengatasinya juga tidak mudah,” kata Manaf.

Larangan tak berlaku bagi bibit ayam sehari (day old chicken/ DOC) untuk ayam petelur dan indukan (parent stock/PS). Pasalnya, DOC untuk ayam petelur dan PS masih diperlukan. Namun, sertifikasi bebas flu burung pun tetap perlu disertakan sebagai jaminan saat DOC dan PS masuk ke Kalbar.

Beberapa peternakan berskala kecil dan menengah di Kalbar pernah terserang virus flu burung pada 2011 sehingga menyebabkan kematian massal.

Virus itu, menurut Manaf, kemungkinan berasal dari luar daerah. Unggas peliharaan dari luar daerah masih sering ditemukan masuk ke Kalbar melalui Pelabuhan Pontianak dan pelabuhan- pelabuhan rakyat di sepanjang Sungai Kapuas.

Kendati ada larangan unggas masuk, Kalbar tetap memberikan toleransi saat produksi peternak lokal anjlok. ”Dalam keadaan darurat produksi turun drastis, unggas dari luar daerah baru boleh masuk agar harga tidak melambung. Namun, itu tetap melalui pengawasan ketat dan tetap menyertakan sertifikat bebas flu burung,” kata Manaf.

Ketua Asosiasi Agribisnis Perunggasan Kalbar Bambang Mulyantono berpendapat, larangan masuknya unggas dari luar daerah ke Kalbar dirasakan manfaatnya oleh peternak. ”Kalbar termasuk salah satu daerah yang penyebaran virus flu burungnya tidak terlalu luas seperti banyak terjadi di daerah-daerah lain,” kata Bambang.

Selain meminimalisasi penularan flu burung, larangan masuknya unggas dari luar daerah itu juga melindungi populasi ayam ras di peternakan lokal Kalbar. Populasi ayam ras di peternakan bisa dikalkulasi sehingga tidak terjadi pasokan berlebih di pasar.

Namun, menurut sejumlah peternak, sampai saat ini belum ada metode perlindungan yang sangat tepat bagi peternak ayam ras.

Marto, peternak ayam di Beduai, Kabupaten Sanggau, mengatakan, peternakan ayam ras di daerah itu sangat rawan terkena imbas penurunan harga dari daerah lain. ”Sekitar sebulan lalu, harga di daerah lain jatuh, di Kalbar juga ikut-ikutan jatuh. Kami berharap pemerintah mencari cara yang lebih tepat untuk melindungi peternakan unggas,” ujar Marto. (aha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com