Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 4 Orang Tewas Tersengat Perangkap Tikus

Kompas.com - 24/04/2012, 09:15 WIB
Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Upaya para petani memberantas hama tikus dengan memasang perangkap beraliran listrik di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, sudah menelan beberapa korban jiwa. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, tercatat empat korban tewas karena tersengat listrik dari kabel perangkap tikus.

Kepala Desa Ngrapah, Banyubiru, Wagiyati, mengatakan, peraturan desa (perdes) tentang larangan pemasangan perangkap tikus berlistrik sudah diterapkan, tetapi tidak serta-merta dipatuhi oleh petani. "Yang terakhir baru sebulan yang lalu, warga Demak'an tewas di persawahan Desa Ngrapah. Total ada empat korban tewas sejak 2007. Dua korban adalah warga Ngrapah dan dua lainnya warga Banyubiru," ungkap Wagiyati, Selasa (24/4/2012).

Terkait kasus ini, Kepala Polsek Banyubiru Ajun Komisaris I Nengah Witia mengatakan, polisi siap jika PLN membutuhkan pengawalan dalam upaya pemutusan jaringan listrik liar yang digunakan untuk perangkap tikus tersebut. Witia berharap PLN menindak tegas sesuai aturan jika terjadi penyimpangan pemanfaatan jaringan listrik. "Kalau takut mutus, kami siap mengawal," kata I Nengah.

Selama ini, kata I Nengah, kasus tewasnya warga yang tersengat listrik dari perangkap tikus tidak pernah sampai ke meja hijau lantaran pihak keluarga korban dan pemilik sawah sepakat berdamai.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di Dusun Demak'an, jaringan listrik ditarik dari permukiman menuju persawahan dengan menggunakan tiang-tiang dari bambu agar kabel bisa melewati jalan desa. Warga Desa Ngrapah selama ini mengkhawatirkan keberadaan kabel-kabel tersebut karena sewaktu-waktu bisa terputus ketika ada angin kencang. Apalagi jalan yang membelah area persawahan tersebut tanpa dilengkapi lampu penerangan ketika malam hari.

Wilayah Banyubiru selama ini dikenal sebagai lumbung padi untuk Jawa Tengah. Para petani berdalih pemasangan perangkap tikus beraliran listrik terpaksa dilakukan untuk memerangi hama tikus yang mengganas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com