Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedimentasi Hambat Usaha Nelayan

Kompas.com - 18/04/2012, 03:04 WIB

INDRAMAYU, KOMPAS - Sekitar 1.400 nelayan di Blok Tegalagung, Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dalam tiga bulan terakhir menganggur akibat sedimentasi yang parah di muara Sungai Sigedang. Bahkan, 120 perahu nelayan sering terjebak di mulut muara dan tidak bisa ke luar menuju Laut Jawa.

Seperti ditemui, Selasa (17/4), di muara Sungai Sigedang, enam perahu nelayan yang rata-rata berbobot di bawah 10 gross ton terjebak di mulut muara. Sedimentasi membuat perahu karam. Nelayan menunggu air pasang agar perahu bisa terapung dan melaju ke perairan lepas.

”Saya sudah tiga hari menunggu di sini (di muara). Sudah bolak-balik tiga kali ke pangkalan perahu, tetapi air belum juga pasang,” kata Kaswan (46), pemilik perahu berbobot 6 gross ton. Jarak muara dengan pangkalan perahu atau tempat pelelangan ikan (TPI) sekitar 1,5 kilometer (km).

Nelayan lainnya, Taram (45), setiap hari merugi Rp 500.000 untuk biaya makan anak buah kapal (ABK) serta perbekalan. Perahunya yang berbobot 6 gross ton karam tepat di mulut muara sehingga tak ada yang bisa dilakukannya selain menunggu air pasang. Sebanyak 15 ABK yang menumpang perahunya juga tak bisa berbuat apa-apa, selain menunggu dalam perahu.

Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya Tegalagung, Sawidi (45), mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali mengeruk lumpur menggunakan kapal pengeruk milik Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu. Namun, kini tidak bisa dilakukan karena kapal pengeruk rusak.

Sekretaris KUD Mina Jaya Tegalagung, Darsa (42), menilai, sedimentasi mematikan perekonomian warga Tegalagung yang sebagian besar bergantung pada usaha tangkapan ikan. Nelayan enggan melelang ikannya di TPI Tegalagung. Mereka khawatir perahu karam di mulut muara.

Muksoni (41), Bendahara KUD Mina Jaya Tegalagung, menambahkan, volume ikan yang dilelang pada maret lalu 46.836 kilogram. Jumlah ini merosot tajam dibandingkan Februari sebanyak 106.766 kilogram.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menjelaskan, secara umum potensi kelautan dan perikanan di utara Jabar masih menjanjikan. Karena itu, Pemprov Jabar mencanangkan program Gerakan Pengembangan Perikanan Pantai Utara dan Muara Pantai Selatan (Gapura). Program itu dilakukan melalui pengembangan budidaya perikanan dan program pengembangan perikanan tangkap. Di antaranya meningkatkan ketersediaan benih/induk yang berkualitas, ketersediaan sarana dan prasarana budidaya, pemanfaatan teknologi budidaya, dan pengawetan.

Untuk modal nelayan dialokasikan (bagi usaha mina pedesaan perikanan budidaya) Rp 10,6 miliar bagi 106 kelompok di 16 kabupaten/kota. Bantuan modal pengolahan dan pemasaran Rp 1,6 miliar untuk 32 kelompok di 4 kabupaten, serta bantuan modal usaha perikanan tangkap Rp 4 miliar kepada 40 kelompok di 5 kabupaten/kota. Ada pula program Bansos Rp 1,6 miliar bagi 64 kelompok perikanan. ”Lewat program itu, sektor perikanan dan kelautan diharapkan lebih baik,” ujarnya. (REK/DMU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com