Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan Baliho Paskah, Pemkot Manado Dikecam Warga

Kompas.com - 07/04/2012, 17:05 WIB
Jean Rizal Layuck

Penulis

MANADO, KOMPAS.com -- Pemerintah Kota Manado, Sulawesi Utara, melalui petugas Satuan Polisi Pamong Praja mencabut puluhan baliho ucapan Selamat Paskah. Langkah penertiban menuai kecaman masyarakat yang menilai tindakan Pemkot mamalukan.

Penertiban baliho Selamat Paskah terjadi Kamis (5/4/2012) hingga Sabtu (7/4/2012) di sejumlah jalan dan pagar depan beberapa gereja. Baliho ucapan selamat itu berasal dari sejumlah tokoh partai politik.

Kepala Dinas Tata Kota Manado Amos Kenda menyatakan tidak tahu-menahu soal pencabutan baliho. Ia enggan berkomentar banyak karena merasa bukan kewenangannya.

Sementara itu Kepala Satpol PP Manado Vicky Koagouw mengatakan, penertiban sesuai peraturan daerah. "Saya hanya menjalankan tugas. Baliho tidak berizin harus dicabut," ujar Vicky, Sabtu.

Pihak gereja sendiri tak pernah melarang pemasangan baliho tersebut. "Orang mau mengucapkan selamat (Paskah) kenapa ditolak," kata Marten, pengurus sebuah gereja di Jalan Sam Ratulangi.

Marten heran terhadap sikap petugas Satpol PP Manado yang dinilai arogan mencabut baliho ucapan selamat. "Semestinya penertiban dilakukan sesudah Paskah. Kan Paskah berlangsung hari Minggu, hari Senin sudah bisa ditertibkan," katanya.

Kebijakan Pemkot Manado menertibkan baliho ucapan keagamaan mengejutkan masyarakat. Hitler Johanis, warga Karangria menyebut Wali Kota GSV Lumentut dan wakilnya, Harley Mangindaan, yang diusung Partai Demokrat, telah bertindak otoriter.

"Kami pilih mereka bukan untuk mencabut baliho, tetapi mensejahterakan rakyat. Mana kesejahteraan nelayan, seperti yang dijanjikan," tutur Hitler.

Menurut Hitler, kejadian pencabutan baliho hanya terjadi pada era Lumentut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com