Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Kurangi Pembelian Gabah

Kompas.com - 29/02/2012, 02:34 WIB

Jakarta, Kompas - Para pengusaha penggilingan dan pedagang beras mulai mengurangi pembelian gabah dan beras dari petani secara bertahap. Langkah itu dilakukan dalam rangka mengurangi risiko kerugian sebagai dampak terus menurunnya harga beras di pasar.

Menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi) DKI Jakarta Nellys Soekidi, Selasa (28/2), di Jakarta, harga beras terus menurun. Kalau dipaksakan terus membeli gabah/beras dalam volume sama, sudah bisa dipastikan bakal merugi.

Harga beras kualitas medium setara IR 64 kualitas III saat ini Rp 6.700-Rp 6.800 per kilogram di tingkat grosir. Harga beras kualitas II Rp 6.900-Rp 7.000 per kilogram dan kualitas I Rp 7.200-Rp 7.300 per kilogram.

Nellys mengatakan, penurunan harga beras sangat drastis. Dulu, kualitas medium saat puncak tertinggi harganya Rp 7.600- Rp 7.700 per kilogram. Turunnya harga beras terjadi secara bertahap, kalau tidak mengantisipasi akan rugi.

Dia mencontohkan, dalam kondisi normal, dia bisa membeli 70 ton beras per hari. Sekarang hanya 30 ton. Itu pun menjualnya sulit. ”Belinya mahal, kalau dijual turun. Jadi kalau nunggu jual lama, malah tambah rugi,” kata Nellys yang mengaku juga merugi saat ini.

Saat ini sedang panen padi. Pasar dibanjiri beras, apalagi panen padi kali ini cukup bagus atau lebih bagus dibandingkan dengan tahun 2011.

”Penyakit masih ada, seperti potong leher, tetapi tidak seperti tahun lalu. Saya kira, berbagai program dan insentif yang diberikan pemerintah kepada petani bermanfaat,” jelasnya.

Surplus

Data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menunjukkan, produksi padi Januari-April 2012 diproyeksikan 28,26 juta ton gabah kering giling. Dengan konversi ke beras 56,22 persen. Dibandingkan dengan kebutuhan hingga April 2012, produksi beras akan surplus 4,52 juta ton.

Dari Jombang, Jawa Timur, petani di wilayah itu mengkhawatirkan harga gabah terus merosot bersamaan dengan panen raya yang bakal berlangsung dalam bulan Meret.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com