Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Rumah Rusak dan Satu Warga Tertimbun

Kompas.com - 27/02/2012, 04:46 WIB

BOGOR, KOMPAS - Sedikitnya 10 rumah rusak dan seorang warga tertimbun akibat tanah longsor di Kampung Padasuka, Kelurahan Gudang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/2) pagi. Tragedi ini dinilai sebagai bentuk kealpaan Pemerintah Kota Bogor mengevaluasi permukiman di daerah rawan.

Longsor terjadi sekitar pukul 08.15 saat cuaca cerah setelah sehari sebelumnya hujan deras. Lima rumah di ”lereng” longsor dan mengenai lima rumah di bawahnya. Kawasan itu termasuk permukiman padat penduduk dengan rumah berdempetan dan jalan hanya bisa dilalui pejalan kaki atau satu sepeda motor.

Kejadian ini hanya berselang beberapa hari dari tanah longsor di Kelurahan Sempur, Bogor Tengah, yang menewaskan satu orang. Kontur permukiman di kawasan itu juga relatif mirip dengan di Kelurahan Gudang.

”Kami masih mengupayakan agar korban bisa dievakuasi. Setelah itu baru membenahi rumah yang longsor, apakah direhabilitasi atau dirobohkan dulu. Kami butuh dukungan alat dari Pemkot Bogor karena yang dihadapi beton,” tutur Komandan Kodim 0606 Kota Bogor Letnan Kolonel (Kav) Sinyo di lokasi longsor.

Dia mengaku menerjunkan 120 personel dari Kodim 0606 untuk membantu mengevakuasi korban. Selain itu juga ada personel dari Yonif 315/Garuda, taruna siaga bencana, serta kepolisian. Hingga Minggu sore, petugas belum bisa mengevakuasi korban karena runtuhan bangunan masih menggantung. Selain itu, hujan juga turun cukup deras sejak Minggu siang.

Warga yang tertimbun reruntuhan, Fatimah (65), saat kejadian sedang makan bubur di depan warung di dekat rumahnya. ”Ibu saya sakit stroke, jadi enggak bisa lari. Jalan juga pelan-pelan. Kebetulan di sana hanya ada Ibu karena sedang hari libur. Kalau hari kerja, sudah banyak orang lalu lalang di sana,” ujar Heri (37), anak kedua korban.

Menurut Ernan Rustiadi, peneliti senior Pusat Pengkajian, Perencanaan, dan Pengembangan Wilayah Institut Pertanian Bogor, kejadian ini seharusnya bisa diprediksi karena Februari merupakan puncak musim hujan. Selain itu, banyak wilayah di Bogor rentan longsor. Dia mengatakan, sejak masa penjajahan Belanda, penduduk Bogor banyak menghuni permukiman rawan, seperti di lembah atau tepi sungai.

”Saya harap Pemkot Bogor mengevaluasi permukiman padat di daerah kelerengan tinggi di bantaran sungai dan struktur tanah tidak kokoh,” katanya.

Wali Kota Bogor Diani Budiarto mengaku akan meminta stafnya menata lingkungan supaya kejadian semacam itu tidak terjadi lagi. Dia mengklaim regulasi sudah ketat, tetapi masyarakat belum seluruhnya mengetahui hal itu.

”Nanti dilihat mana yang harus dibongkar. Bisa dipindahkan ke rusunawa,” ujarnya. (GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com