JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengkritik penolakan produk minyak sawit mentah asal Indonesia oleh Amerika Serikat. Amerika Serikat, melalui Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency/EPA) menyatakan, bahan bakar minyak nabati yang berasal dari minyak sawit Indonesia belum memenuhi standar energi terbarukan.
"Ini sangat tidak fair dan unjust (tidak adil)," kata Presiden ketika memberikan arahan kepada 130 duta besar, konsul jenderal, dan kuasa usaha ad interim pada acara Rapat Kerja 2012 Kementerian Luar Negeri di Kemlu, Jakarta, Kamis (23/2/2012).
Kepala Negara mengatakan, dirinya mendukung bahwa perkebunan kelapa sawit jangan sampai merusak lingkungan Indonesia. Seluruh komponen masyarakat, termasuk lembaga swadaya masyarakat, baik nasional maupun internasional, diminta bersama-sama mengawasi perkebunan sawit di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga meminta para diplomat Indonesia untuk berani memperjuangkan produk Indonesia di negara penempatan masing-masing. Terlebih jika kebijakan pemerintah negara penempatan dianggap merugikan Indonesia. Para duta besar diharapkan dapat melindungi produk-produk Indonesia.
Tak hanya itu, para perwakilan RI di luar negeri juga diminta turut membantu mendorong peningkatan volume perdagangan dan aliran investasi langsung ke Indonesia. Perdagangan dan investasi, dan juga peningkatan pengeluaran pemerintah dan konsumsi rumah tangga, dapat turut mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.