Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selongsong Peluru di Lokasi Terbunuhnya Ayung Masih Misterius

Kompas.com - 21/02/2012, 13:20 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tan Harry Tantono alias Ayung (45), bos PT Sanex Steel Indonesia (SSI), ditemukan tewas dengan luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya. Meski tewas tertusuk, tetapi polisi menemukan selongsong peluru tak bertuan beberapa waktu lalu di lokasi kejadian.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, mengakui bahwa hingga kini pemilik selongsong itu masih misterius. "Itu enggak jelas punya siapa. Kami olah TKP juga bingung," ujarnya, Selasa (21/2/2012), di Mapolda Metro Jaya.

Ia mengatakan, polisi kebingungan menelusuri pemilik selongsong itu lantaran di lokasi kejadian tidak ditemukan bekas tembakan. "Kalau ada tembakan dan ada selongsongnya harusnya ada padanan (bekas tembakan). Tapi ini tidak ada," kata Rikwanto.

Selongsong peluru ditemukan di dekat kasur yang terdapat bercak darah. Diduga, para pelaku membersihkan bekas darah dengan menggunakan seprei kasur.

Di dalam kasus ini, sebanyak enam orang sudah ditahan di Polda Metro Jaya. Mereka adalah Tuce Kei, Ancola Kei, Candra Kei, Dani Res, Kupra, dan John Kei. John Kei disebut polisi sebagai otak pembunuhan itu.

Pembunuhan itu juga sudah direncanakan akan dilakukan di kamar 2701 Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kamar dipesan atas nama SM yang hingga kini masih dalam buruan kepolisian.

Saat Ayung memasuki kamar itu, tak beberapa lama kemudian datang John Kei bersama teman-temannya. Kemudian, datang lagi sekelompok pria yang juga adalah anak buah John Kei. Total ada 16 orang yang tertangkap kamera CCTV di dalam hotel.

Di antara 16 orang itu, Tuce Kei, Ancola Kei, dan Candra Kei mengaku menusuk Ayung berkali-kali di bagian pinggang, perut, dan leher. Latar belakang pembunuhan ini adalah karena upah jasa penagihan debt collector senilai Rp 600 juta yang tidak kunjung dibayar Ayung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com