Sejauh diketahui, 22 orang akan menghadiri pertemuan di markas besar WHO di Jenewa, Swiss. Di antaranya terdapat wakil beberapa laboratorium Asia yang menyuplai virus, peneliti-peneliti yang terlibat penelitian dan redaktur majalah Nature dan Science.
Mereka antara lain membahas perlu tidaknya publikasi ilmiah dan dalam bentuk apa.
Versi yang disesuaikan
Bisa jadi dua majalah itu akan terbit dalam versi yang disesuaikan tanpa memuat metode penelitian. Bagi Ron Foucher, itu jelas akan dipublikasikan. Kemungkinan seorang teroris bisa menciptakan virus seperti itu sendirian, menurut pemimpin penyelidikan di Rotterdam tersebut, kecil.
Tetapi rezim-rezim diktator yang memiliki fasilitas dan para peneliti yang baik tetap bisa melakukan hal itu. Yang sangat penting bagi para peneliti flu yaitu mengenali mutasi secepatnya.
Berdasarkan diskusi ternyata para ilmuwan tidak memiliki sistem untuk bertukar informasi sensitif. Begitu disebarkan lewat email atau semacam intranet, data-data tersebut bisa diakses umum sama seperti sudah dipublikasikan resmi.
Masalah ini kini memang sedang dipikirkan, tapi hanya bisa berhasil kalau platform seperti itu diakui secara internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.