BANJARMASIN, KOMPAS — Sekitar 30 orang tokoh adat Dayak yang tinggal di kawasan Pegunungan Meratus, Jumat (10/2/2012), menemui Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin, di rumah dinasnya, di Banjarmasin.
Para tokoh ini, antara lain, berasal dari Hantakan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hampang di Kabupaten Kota Baru, Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tabing Tinggi di Kabupaten Balangan, serta Sungai Pinang di Kabupaten Banjar, dan Mantewe di Tanah Bumbu.
Mereka bermaksud menyampaikan aspirasi bahwa masyarakat adat Dayak Meratus tidak pernah ada sangkut pautnya dengan permasalahan konflik lahan yang terjadi selama ini. Mereka menjelaskan, jika ada orang-orang yang mengenakan atribut tradisional saat aksi terkait konflik lahan, itu orang dari luar.
Mereka ingin menyampaikan bahwa orang Dayak tidak mau bertindak anarki. Mereka hanya ingin hidup damai. Mereka menjunjung tinggi adat. ”Adat tidak bisa dipakai sembarangan,” ujar Rudy.
Para tokoh masyarakat ini juga bermaksud membentuk sebuah organisasi yang dinamai Forum Pemuda Dayak Meratus Balian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.