Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Berhenti Merusak Alam

Kompas.com - 01/02/2012, 23:41 WIB
Herpin Dewanto Putro

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Berbagai bencana alam yang sering terjadi akhir-akhir ini, membawa tanda bahwa keseimbangan alam sudah terganggu.

Tanda ini harus segera dipahami dan dimanfaatkan, sebagai momentum untuk kembali menghargai alam supaya kualitas hidup manusia menjadi lebih baik.  

 

Demikian semangat perayaan Galungan yang disampaikan Ketua Parisada Hindu Dharma Bali, I Gusti Ngurah Sudiana, Rabu (1/2//2012). "Alam sudah stres. Manusia terus-menerus mengeksploitasi alam tanpa melihat dampaknya," katanya.  

 

Sudiana mengatakan, inti dari perayaan Galungan yang berlangsung Rabu kemarin adalah mengajak manusia untuk mengevaluasi diri, dan belajar dari kegagalan termasuk dalam hal mengelola alam. Misalnya, manusia telah gagal mempertahankan daerah resapan air sehingga terjadi banjir dan longsor. Kerusakan di daerah pantai juga terjadi karena terlalu banyak dieksploitasi.  

 

Evaluasi diri ini juga perlu dilakukan para pemimpin yang bertanggung jawab mengeluarkan keputusan untuk mengeksploitasi alam. "Sudah saatnya berpikir jangka panjang, jangan hanya memikirkan peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) saja," kata Sudiana.  

 

Penghormatan kepada alam juga dilakukan beberapa umat Hindu yang menyempatkan diri bersembahyang di Pantai Padanggalak, Kota Denpasar, Bali. Sambil menghadap ke arah laut, mereka menghaturkan sesaji dan berdoa.  

 

"Bagi saya, laut sangat berjasa terutama karena memberi kita makan," kata Dewa Gede Surata, warga Denpasar yang bersembahyang di Pantai Padanggalak.

Dengan bantuan laut pula, Surata dapat menyeberang ke Pulau Nusa Penida, Klungkung, untuk menemui keluarganya .  

 

Selain bersyukur, Surata juga memohon keselamatan bagi siapa saja yang bersentuhan dengan laut. Apalagi saat ini cuaca buruk masih mengancam sebagian perairan di Tanah Air. Ia pun merasa prihatin karena telah banyak warga yang tewas akibat kecelakaan laut.  

 

Perayaan Galungan di Bali hari ini secara keseluruhan berjalan lancar. Warga dapat bersembahyang di pura-pura dengan khidmat. Hampir di semua jalan juga tampak semarak karena dihiasi penjor (bambu yang dihias dan digantungi kelapa, pisang, dan padi) yang merupakan wujud ungkapan syukur atas kemakmuran yang diberikan Tuhan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com