Di Kelenteng Sai Che Tien yang berlokasi di kawasan pecinan Talang Jauh, Kecamatan Jelutung, Provinsi Jambi, kesibukan terlihat sejak pukul 09.00. Umat lebih dulu bersembahyang, membakar dupa, dan menyajikan sejumlah persembahan buah-buahan berupa apel, jeruk, dan pir.
Bersih-bersih dimulai dengan menurunkan dan mencuci seluruh patung dewa di depan altar, seperti Dewa Sam Ong Hu Tua Lang, Lam Hai Kwan Im, Hian Thien Siong Tee, Go Hu Tua Lang, dan Kwan Seng Tai Tee. Pencucian seluruh patung dewa itu menggunakan arak putih. Hanya patung Dewa Hook Hi Tee Sien yang tak dipindahkan sebab terlalu besar ukurannya. Patung dewa utama ini tingginya mencapai 1 meter. Selain itu, umat memasang lampion berwarna merah di langit-langit bangunan kelenteng. ”Pembersihan ini bertujuan mencerahkan kembali patung-patung dewa,” ujar The Lien Teng, rohaniwan setempat.
Menurut Lien Teng, gotong royong membersihkan kelenteng merupakan tradisi tahunan menjelang Imlek. Selama seharian itu, umat mencurahkan seluruh waktunya untuk tempat ibadah mereka. Pada hari berikutnya, mereka mulai membersihkan rumah masing-masing dan menyiapkan berbagai jenis makanan untuk menyambut Imlek.
Di Magelang, karena Imlek, permintaan buah naga meningkat sebab buah itu sebagai persembahan kepada dewa saat perayaan Imlek. Sukarwan, petani buah naga di Desa Danurejo, Mertoyudan, Magelang, mengatakan, peningkatan permintaan buah naga tersebut terjadi sejak awal Januari. Pada hari biasa, pembeli lima hingga tujuh orang, saat ini rata-rata 10 orang.
Pemandangan serupa terlihat di Kelenteng Hok Tek Bio di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Semua atribut di atas altar diturunkan dan dibersihkan setelah Senin (16/1) malam dilakukan upacara mengantar Kong Co dan Ma Co ke Pasamuan Agung.
Ketua Humas Kelenteng Hok Tek Bio Go Soe Hien menjelaskan, dalam Pasamuan Agung itu dipercaya, dewa-dewa melaporkan segala tingkah laku manusia di dunia kepada Thian Kong atau Tuhan.
Go Soe Hien mengingatkan, di tahun Naga Air 2012 saat ini manusia harus waspada. Naga adalah binatang yang ganas dan raja air, melambangkan sesuatu yang ditakuti manusia. Unsur air, melambangkan agar manusia berhati-hati dengan air. Bencana- bencana seperti banjir masih mungkin akan banyak terjadi. ”Karenanya, manusia harus mawas diri, dengan tidak bersikap angkuh. Di atas manusia masih ada kekuatan yang lebih besar,” kata Go Soe Hien.
Namun, Ketua Majelis Agama Konghucu Indonesia (Makin) Kota Tegal Gyiong Gyiong melihat Tahun Naga akan memberikan keberuntungan dalam perdagangan dan kewibawaan karena naga merupakan binatang langka, berwibawa, dan diyakini membawa keberuntungan dalam perdagangan.