Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Banyak KKN pada Tender Proyek di Setjen DPR

Kompas.com - 13/01/2012, 17:29 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie meyakini ada penyimpangan dalam proses tender berbagai proyek di Sekretariat Jenderal DPR berdasarkan pengamatannya selama ini.

"Walaupun terlihat transparan dengan (diumumkan) di internet, tapi saya melihat masih banyak tender-tender yang dilakukan dengan cara-cara diatur. Itu pengamatan saya, bisa diuji," kata Marzuki di Kompleks DPR, Jumat (13/1/2012).

Marzuki mengatakan, salah satu modus yang dilakukan dengan mengatur spesifikasi barang ketika proses tender. Dengan begitu, kata dia, hanya sedikit perusahaan yang bisa ikut tender.

"Spesifikasinya dibuat aneh-aneh. Kalau aneh-aneh yang ikut sedikit, cenderung KKN. Pasti orang-orang tertentu (yang ikut tender). Ini cara-cara KKN yang usang, zaman dulu. Saya ini mantan auditor, saya tahu," papar dia.

Marzuki menilai janggal berbagai proyek di Setjen, baik yang telah maupun akan dilakukan. Dia memberi contoh proyek presensi anggota dengan finger print yang bakal menelan biaya Rp 3,7 miliar.

Menurut politisi Partai Demokrat itu, dana Rp 3,7 miliar sangat besar hanya untuk presensi. Tak perlu membangun sistem yang tidak dibutuhkan. Yang terpenting, kata dia, anggota bisa mengisi daftar presensi sehingga nantinya bisa dipublikasi siapa yang malas menghadiri sidang paripurna.

Marzuki menambahkan, ia banyak menerima keluhan dari para vendor mengenai praktik KKN di Setjen DPR. Dia mengaku meneruskan semua pengaduan itu ke Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh, tetapi tak ada tindak lanjut dan penjelasan.

Seperti diberitakan, Setjen DPR disorot tajam pascaterungkapnya renovasi ruang Badan Anggaran DPR yang menelan uang rakyat hingga Rp 20,3 miliar.

Dalam proses tender pertama, dari 11 perusahaan yang mendaftar, hanya PT PP yang memasukkan dokumen penawaran. Akibatnya, tender gagal. Pada tender kedua, dari 13 perusahaan yang mendaftar, hanya 3 perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran. Akhirnya, PT PP dinyatakan sebagai pemenang tender.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

    Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

    Nasional
    Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

    Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

    Nasional
    MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

    MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

    Nasional
    Paradoks Sejarah Bengkulu

    Paradoks Sejarah Bengkulu

    Nasional
    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Nasional
    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Nasional
    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Nasional
    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Nasional
    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Nasional
    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Nasional
    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Nasional
    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Nasional
    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com