Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kejahatan Lebih Serius di Balik Perampokan Minimarket

Kompas.com - 11/01/2012, 17:17 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perampokan minimarket diduga bukan menjadi aksi kejahatan tunggal. Aksi perampokan minimarket ini diduga aksi kejahatan perantara yang berujung pada aksi kejahatan yang lebih besar. Demikian disampaikan ahli psikolgi forensik Universitas Bina Nusantara, Reza Indragiri Amriel, Rabu (11/1/2012), saat dihubungi wartawan.

"Saya berasumsi rampok itu bukan bentuk kejahatan akhir tapi perantara. Di balik perampokan minimarket ada kejahatan lain yang tidak kalah besarnya," ujar Reza.

Ia memberikan contoh di Ameriksa Serikat sempat marak aksi perampokan minimarket akibat harga rokok naik. Mereka kemudian merampok untuk dapatkan uang tunai membeli rokok. "Saya khawatir kejadian serupa terjadi di sini," ujar Reza.

Untuk kasus di Jakarta, lanjutnya, aksi perampokan minimarket diduga bermuara pada peredaran narkoba. "Mereka merampok untuk biaya konsumsi narkoba," kata Reza.

Hal ini terlihat dari sasaran pelaku merampok minimarket yang beromzet tidak terlalu besar. Dengan demikian, kebutuhan pelaku sebenarnya untuk kebutuhan sehari-hari.

Sasarannya berbeda dengan kasus terorisme. Pada kasus terorisme, aksi perampokan dilakukan untuk menghimpun dana operasional pergerakan kelompok teroris. Mereka membutuhkan dana besar sehingga untuk menghimpunnya terkadang mereka merampok bank atau pun toko emas yang nilainya ratusan juta hingga miliaran.

"Kejahatan akhir yang paling memungkinkan dalam kasus perampokan minimarket ini adalah narkoba. Kasus narkoba ini tidak perlu uang banyak, maka mereka sasarannya minimarket," papar Reza.

Dengan adanya dugaan ini, tambahnya, kepolisian diharapkan tidak hanya memberantas kejahatan perantaranya saja, tetapi juga kejahatan akhirnya. "Polisi harus jeli melihat itu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com